Selasa 07 Mar 2017 19:27 WIB

Ratusan Unggas Positif Flu Burung, Tiga Warga Diobservasi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Flu Burung jenis H7N9.
Foto: drugdiscovery.com
Flu Burung jenis H7N9.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Ratusan ekor unggas di Kabupaten Cirebon positif terserang flu burung. Tiga orang warga Kabupaten Cirebon sedang dilakukan observasi karena tinggal di lingkungan yang berdekatan dengan unggas yang positif flu burung tersebut.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Efendi menyebutkan, unggas jenis itik yang positif flu burung itu berjumlah 105 ekor. Unggas tersebut milik warga di Desa/Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. "Dari hasil tes, 105 ekor itik itu positif flu burung," ujar Ali kepada Republika, Selasa (7/3).

Ali mengatakan, 105 ekor itik itu kini sudah dimusnahkan. Namun, 105 ekor itik tersebut merupakan bagian dari 500 ekor itik yang dipelihara seorang warga di Pangenan. Dengan demikian, saat ini masih ada sisa itik sekitar 395 ekor yang masih hidup dan belum dimusnahkan.

Ali mengungkapkan, ratusan ekor itik yang saat ini masih hidup seharusnya juga dimusnahkan. Namun, dia mengakui untuk pemusnahan itu belum ada penggantian dana untuk pemiliknya. "Besok (Rabu) kami akan datang ke sana lagi, meminta kesadaran (pemilik itik itu) untuk memusnahkannya," tutur Ali. Dia menyatakan, akan menggandeng Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya.

Ali mengungkapkan, kasus flu burung baru kembali terjadi di Kabupaten Cirebon. Sepanjang 2016 lalu, tidak ada unggas di Kabupaten Cirebon yang terserang flu burung.

Ali menjelaskan, vaksinasi terhadap unggas sebenarnya dilakukan setiap hari. Namun, saat ini vaksinasi tersebut memang belum sampai ke wilayah Pangenan.

Ali juga mengakui, jumlah vaksin flu burung yang tersedia tidak mencukupi untuk melakukan vaksinasi terhadap seluruh unggas di Kabupaten Cirebon. Dengan jumlah unggas yang mencapai sekitar tiga juta ekor, jumlah vaksin yang tersedia hanya cukup untuk melakukan vaksinasi terhadap sekitar 70 ribu ekor unggas. 

Lebih lanjut Ali mengatakan, 105 ekor itik yang positif flu burung itu letaknya berjarak sekitar 500 meter dari rumah warga setempat bernama Joko Muryanto (57). Pada Ahad (5/3) sore, Joko meninggal dunia saat dirawat intensif di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.

Joko diduga meninggal akibat terserang flu burung. Selain Joko, anaknya yang berinisial A (16), juga saat ini dirawat intensif di ruang isolasi RSUD Gunung Jati Kota Cirebon. "Saat ini (A) masih dilakukan observasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Ahmad Qoyyim.

Ahmad mengatakan, saat ini belum mengetahui pasti apakah warga tersebut positif menderita flu burung atau tidak. Menurutnya, hal tersebut baru akan diketahui nanti dari hasil pemeriksaan. Dia menyatakan, saat ini sudah ada tim dari Kementerian Kesehatan yang turun ke lokasi.

Selain A, lanjut Ahmad, saat ini ada dua orang warga Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, yang juga diobservasi. Menurutnya, dua orang warga tersebut juga melakukan kontak dengan unggas yang mati di daerahnya. "Jadi ada tiga orang warga yang sedang dilakukan observasi (terkait dugaan flu burung)," terang Ahmad. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum diketahui identitas dua orang warga Kecamatan Greged tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement