Selasa 07 Mar 2017 14:35 WIB

Kunjungan Wisatawan Timteng ke Bali Diprediksi Melonjak

Wisatawan berfoto bersama dengan latar Pura Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (26/12).
Foto: ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Wisatawan berfoto bersama dengan latar Pura Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Pariwisata Provinsi Bali memprediksi kunjungan wisatawan dari Timur Tengah akan melonjak sebagai dampak dari kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Pulau Dewata dari 4-12 Maret 2017.

"Kami harapkan, kalau sudah rajanya ke sini, nanti akan diikuti oleh rakyatnya," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra, di Denpasar, Selasa (7/3).

Dia mengemukakan, selama ini rata-rata tingkat kunjungan wisatawan dari Timur Tengah ke Bali pertahunnya sekitar 40.000 jiwa. Ke depan, sebagai imbas dari kunjungan Raja Salman, pihaknya memprediksi kunjungan wisman Timur Tengah meningkat menjadi di kisaran 100.000-150.000 pertahun.

"Saya pikir pasti akan ada dampak, sekarang ini saya dengar dari teman di Kementerian Pariwisata, ini (liburan Raja Salman) sangat viral di luar negeri. Bahkan nanti viralnya bisa meluas ke negara-negara tetangga di sebelah Arab Saudi seperti Bahrain, Dubai, dan sebagainya. Oleh karena itu, saya pikir nanti akan lebih banyak lagi," ucapnya.

Terkait dengan kesiapan Bali untuk menerima kunjungan wisman Timur Tengah lebih besar, kata Yuniartha, juga tidak ada masalah, baik dari sisi jumlah pramuwisata maupun ketersediaan penyedia kuliner.

"Saya rasa tidak masalah, seperti restoran yang halal, di kawasan Kuta itu banyak sekali. Ini salah satu bukti bahwa Raja Salman ke sini tidak mempermasalahkan itu. Itu kami harapkan nanti rakyatnya tidak mempermasalahkan juga, kalau dianggap bermasalah, tentu mereka tidak mau datang ke Bali," ucapnya.

Dia menambahkan, selama ini wisatawan Timur Tengah juga termasuk suka berbelanja dengan tingkat pengeluaran hingga 2.000 dolar AS perhari, khususnya untuk jenis barang-barang yang tidak ada di negaranya.

Sedangkan untuk lama tinggal rata-rata selama ini bisa mencapai lima hari.

"Jadi saya bilang sama teman-teman media, jangan terlalu dikejar-kejar (rombongan Raja Salman), nanti mereka jadi tidak nyaman. Maunya belanja, jadi tidak belanja karena dikejar-kejar," seloroh Yuniartha.

Wisatawan Timur Tengah, lanjut dia, juga lebih menyukai berlibur ke daerah-daerah berhawa sejuk seperti pegunungan.

Di sisi lain, terkait dengan liburan Raja Salman dan rombongannya selama di Bali, Yuniartha mengaku tidak mendapatkan informasi destinasi wisata mana saja yang akan dikunjungi. "Kami tidak bisa mengetahui karena ini liburan murni. Kami pun hanya bisa melakukan promosi di mobil-mobil mereka dengan meletakkan sejumlah brosur wisata," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement