Selasa 07 Mar 2017 13:04 WIB

Aher Minta Antisipasi Saluran Air untuk Cegah Jalan Ambles

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah warga dan kendaraan tidak dapat melintas akibat jalan ambles di Desa Puncak Mandiri, Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Sabtu (25/2).
Foto: Antara/Santi
Sejumlah warga dan kendaraan tidak dapat melintas akibat jalan ambles di Desa Puncak Mandiri, Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Sabtu (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Beberapa jalan utama di Jawa Barat mengalami ambles terutama saat musim hujan tiba. Jalan yang menghubungkan Kadipaten - Sumedang ambles, Selasa (7/3) ini setelah sebelumnya jalur di Kuningan dan Banjar juga sempat ambles.

Kejadian ini membuat Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta mengantisipasi saluran air. Sebab pergerakan air di bawah tanah menjadi penyebab utama jalan ambles karena tidak mampu menahan derasnya air.

"Saya kira apapun keadaannya jalan secara teknis harus aman. Saluran air harus diamankan. Ketika air kecil tentu menggerogoti tanah jadi lempung.  Tanahnya terkikis kemudian ada ruang kosong. Di atas tanah begitu berat. Suatu daat Ketika kena lempungan air bisa ambles. Sementara kasat mata jalur air harus diamankan untuk semua jalan," tutur Heryawan kepada wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (7/3).

Pria yang akrab disapa Aher menilai amblesnya jalan bukan karena kelebihan tonase kendaraan yang lewat. Sehingga tidak perlu ada imbauan pengurangan beban pada kendaraan. Menurutnya faktor utama ialah derasnya aliran air sehingga pelebaran drainase juga diperlukan. Sehingga air bisa dengan lancar mengalir terutama saat hujan deras turun di musim penghujan ini.

"Drainase jalan harus diperbaiki. Drainase kan ada yang diselokan tapi perlu diingat air harus ada saluran. Sekarang harus dibuat besar," ujar dia.

Aher meminta kepada BPBD Jawa Barat untuk meningkatkan koordinasi dengan BPBD kota kabupaten. Sehingga jika ada kerusakan jalan atau infrastruktur lainnya di daerah masing-masing bisa langsung diantisipasi

Ia pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Mengingat status Jawa Barat sudah ditetapkan siaga bencana sejak September 2016 lalu hingga Mei mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement