Selasa 07 Mar 2017 06:03 WIB
Pilkada DKI

Perolehan Suara Ahok Stagnan, Pemilih Muslim Lari ke Anies

Rep: Fuji E Permana/ Red: Bilal Ramadhan
Pilgub DKI (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Pilgub DKI (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Politik dari Network for South East Asian Studies (NSEAS), Dr Muchtar Effendi, mengatakan, Partai Demokrat pernah bergesakan dengan PDIP. Jadi, tidak mungkin Demokrat memilih pasangan calon yang diusung PDIP. Ia juga menilai, perolehan suara pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sudah stagnan.

Ia mengatakan, kemungkinan ada perpindahan pemilih dari pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni ke pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Terutama partai berbasis Islam yang tadinya mendukung pasangan Agus-Sylvi akan memilih figur yang agamanya sama. Sejak tahun 1955, konstituen partai politik berbasis Islam tidak mungkin memilih figur yang bukan satu agama.

"Jadi pendukung Agus nanti yang berbasis Islam akan lari ke Anies," kata Muchtar kepada Republika.co.id, Senin (6/3) malam.

Menurut dia, karena banyak pendukung Agus-Sylvi yang beragama Islam, kemungkinan besar mereka akan mendukung Anies-Sandiaga di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Saat ini, pihak Ahok-Djarot sedang kebingungan karena akan berat di putaran kedua.

"Tidak ada justifikasi Ahok unggul karena Ahok sudah stagnan," ujarnya.

Ia menerangkan, kalaupun Demokrat tidak mendukung pasangan Anies-Sandiaga, kemungkinan mereka akan golput. Jika golput pun, kemungkinan hanya 50 persen saja yang golput. Jadi, secara sosiologis dan ideologis, jelas pasangan Anies-Sandiaga lebih tinggi kemungkinan menang di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.

Menurut Muchtar, SBY mungkin secara formal akan netral di Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Tapi, mesin partainya mungkin akan bekerja sesuai kesepakatan mereka. Mungkin saja Demokrat diam-diam mendukung pasangan Anies-Sandiaga. Sebab, Demokrat pernah ada gesekan dengan PDIP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement