Selasa 07 Mar 2017 05:19 WIB

Siswa Kerjakan UTS Berdesak-desakan di Pengungsian

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
Siswa SDN 1 Andir, Kabupaten Bandung belajar di asrama Sanggar Kegiatan Bersama (SKB), Kamis (2/3). Hujan deras dan luapan sungai Citarum membuat sekolah mereka terendam banjir.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Siswa SDN 1 Andir, Kabupaten Bandung belajar di asrama Sanggar Kegiatan Bersama (SKB), Kamis (2/3). Hujan deras dan luapan sungai Citarum membuat sekolah mereka terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT — Satu pekan sudah bangunan SD Negeri (SDN) 07 Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, terdampak banjir luapan air Sungai Citarum. Banjir membuat para siswa terpaksa mengungsi dari ruang kelas mereka. 

Menurut guru SDN 07 Dayeuhkolot, Wati Rohmawati Ningsih, para siswa sementara ini belajar di dua tempat. Yakni di rumah warga dan tempat tinggal salah satu guru. Di tempat pengungsian ini siswa mengeluh lantaran kondisinya yang sempit dan mereka harus berdesak-desakan. Termasuk ketika para siswa melaksanakan Ulangan Tengah Semester (UTS) II. 

“Di tempat pengungsian, siswa terpaksa berdempetan dan tidak memakai alas untuk mengerjakan UTS. Namun, alhamdulillah, semuanya hadir,” ujar Wati, Senin (6/3).

Wati menilai, tempat belajar sementara ini kondisinya tidak layak. Ia mengkhawatirkan kondisi atap bangunan yang rawan berjatuhan. Aktivitas belajar mengajar pun menjadi terganggu karena para siswa belajar di tempat pengungsian. “Siswa kelas 6 telat diberikan materi pelatihannya karena bencana banjir ini. Apalagi, bulan April siswa kelas 6 harus mengikuti ujian praktik,” kata dia.

Karenanya, Wati mengharapkan pemerintah memberikan solusi atas kondisi SDN 07 Dayeuhkolot. Opsinya bisa merelokasi sekolah atau meninggikan gedung. Yang terpenting, kata dia, aktivitas belajar mengajar tidak terganggu ketika banjir terjadi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement