REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini belum semua rumah sakit di Indonesia memiliki manajemen laundry yang terstandar. Padahal standar manajemen laundry dinilai sangat penting terutama untuk mengurangi penularan penyakit baik kepada pasien maupun orang-orang yang mengunjungi rumah sakit.
Ketua Kompartemen Manajemen Penunjang Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Lia G Partakusuma menyatakan sering kali keluhan pasien di Indonesia tak terkait pelayanan medis. Apalagi kini banyak warga Indonesia yang berobat di luar negeri sehingga memiliki referensi khusus untuk pelayanan baik medis maupun non medis.
“PERSI ingin membangun kesadaran pengelola rumah sakit untuk memiliki manajemen laundry yang benar," tutur dia dalam Diskusi dan Konferensi Pers terkait Standar Manajemen Laundry dan Pameran Dagang Expo Clean & Expo Laundry 2017, Senin (6/3).
Ia mengatakan selama ini laundry masih dipandang sebagai hal yang tidak terlalu penting. Bahkan lokasi dan peralatannya seringkali kurang diperhatikan oleh manajemen rumah sakit.
"Padahal linen merupakan salah satu materi yang dipakai berulang kali di RS sehingga tanpa manajemen laundry yang benar, memungkinkan terjadinya wabah infeksi kuman patogen,” ujar dia. Sebenarnya aturan tentang Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry) telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, namun belum semua rumah sakit mampu memenuhinya.
Untuk itu PERSI mengimbau agar setiap rumah sakit harus memiliki laundry terstandar, atau melakukan outsource dengan monitoring ketat kepada penyedia laundry di luar rumah sakit. Aturan mengenai laundry terstandar diatur dalam ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Aturan tersebut juga telah diadopsi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit sebagai syarat proses akreditasi rumah sakit. Rumah sakit perlu memiliki komitmen dan kemampuan menganalisa kebutuhan laundry rumah sakit masing-masing serta mempunyai kompetensi untuk mengerti proses terutama dalam hal menjaga mutu hasil.
Ketua Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI) Divisi Laundry Rumah Sakit Teddy Tjoegito mengaku sering mengunjungi berbagai jenis rumah sakit di Indonesia dan menemukan masih banyak yang tidak memiliki mesin laundry standar RS. Atau kadang melakukan outsource ke laundry yang tidak punya mesin laundry standar RS.
Padahal mesin laundry RS harus menggunakan suhu air panas 70 atau 95 derajat, menggunakan jenis deterjen dan disinfektan yang ramah lingkungan, serta ada pemisahan antara linen infeksius dan linen non-infeksius. "Sebenarnya saat ini jauh lebih cuma memang belum merata di seluruh rumah sakit di Indonesia," kata dia
Sementara dalam hal kebersihan, menurut Sekretaris Jenderal APKLINDO (Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia) Tommy G Hardjana, umumnya rumah sakit cukup patuh pada aturan dan standar kebersihan di rumah sakit. “Kami membuat persyaratan aturan dan penerapan SOP tambahan, khusus bagi tenaga cleaning service di penempatan rumah sakit, karena mereka rentan terinfeksi kuman patogen. Sejauh ini kami belum mendapatkan kasus tenaga cleaning service yang tertular penyakit saat bekerja di RS,” katanya.
Sebagai media komunikasi dan pelatihan bagi berbagai asosiasi terkait industri kebersihan dan laundry, PT Media Artha Sentosa menyelenggarakan Expo Clean & Expo Laundry 2017 yang akan diselenggarakan untuk ke-4 kalinya pada 23-25 Maret 2017. EXPO CLEAN merupakan pameran dagang yang menampilkan berbagai produk dan teknologi kebersihan, mulai dari kebersihan komersil, kebersihan industri, kebersihan publik, hingga kebersihan rumah dan pribadi. Sedangkan EXPO LAUNDRY merupakan pameran dagang yang menampilkan berbagai produk dan mesin laundry.
“Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Ibu Siti Nurbaya Bakar telah memberi konfirmasi untuk membuka konferensi internasional: South East Asia Toilet (SEAT) Conference sekaligus meresmikan pameran Expo Clean & Expo Laundry 2017." tutur Direktur PT Media Artha Sentosa Teddy Halim. Tahun ini, kata dia, Expo hadir lebih besar dan lebih banyak, tidak kurang dari 250 pemain industri cleaning dan laundry dari dalam dan luar negeri, dan diharapkan dapat menarik hingga 10 ribu pengunjung bisnis.
Produsen peralatan kebersihan kelas dunia dari Jerman juga hadir sebagai principal partner. Senior Business Development Kaercher Indonesia Fifit Fitria mengatakan, pameran Expo Clean & Expo Laundry 2017 ini pihaknya akan memamerkan berbagai alat dan mesin kebersihan berkualitas yang sesuai dengan standar kebersihan rumah sakit, dan tentu saja untuk gedung-gedung komersil juga. "Kami berharap agar produk-produk kami dapat membantu para pekerja cleaning service termasuk dalam memenuhi standar kebersihan di rumah sakit.” ujar dia.