Senin 06 Mar 2017 20:10 WIB

Sultan Belum Tahu Penyebab Longsor di Gunung Kidul

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi tanah longsor.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku belum mengetahui secara persis penyebab longsor yang terjadi di Gunung Kidul.

‘’Saya belum mendapat laporan. Saya tidak tahu longsornya disebabkan oleh pola penambangan atau hujan, karena tanahnya pasir,’’ kata Sultan pada wartawan di Yogyakarta, Senin (6/3). Ia mengaku baru tahu berita tersebut dari surat kabar.

Ketika ditanya soal dugaan adanya penambangan liar di daerah yang longsor Sultan mengatakan kalau ada yang melakukan penambangan dengan izin yang tidak tepat termasuk penambangan illegal. "Kalau izinnya hanya sebagai penjual material, tetapi terus menambang dan hasil tambangnya dijual berarti itu illegal,’’ jelas Raja Keraton Yogyakarta ini.

Lebih lanjut Sultan mengatakan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul bisa menggunakan dana darurat untuk mengatasi bencana longsor di wilayahnya yang mengakibatkan dua orang tewas. ‘’Kalau longsornya hanya mengenai dua sampai tiga rumah kan bisa ditangani sendiri oleh Pemkab Gunung Kidul,’’ ujarnya.  

Sebagaimana telah diketahui di Dusun Jentir Desa Sambirejo Keccamatan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul Ahad (5/3) terjadi longsor. Hal itu mengakibatkan suami istri yang sudah lanjut usia meninggal dunia karena tertindih rumah yang hancur akibat tertimpa bongkahan batu besar di lokasi tambang batu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement