REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- TNI dan kepolisian di Bali belum mendapatkan kepastian bahwa liburan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud di Pulau Dewata akan diperpanjang hingga 12 Maret 2017.
Komandan Korem 163 Wira Satya Kolonel Infantri Nyoman Cantiasa di Denpasar, Senin, menjelaskan pihaknya belum mendapatkan kepastian terkait itu karena hal tersebut baru sebatas isu yang belum dapat dipastikan kejelasannya.
"Baru isu-isu (tetapi) tergantung beliau (Raja Salman)," katanya.
Tidak hanya itu, manifest atau daftar nama-nama delegasi yang akan kembali ke Arab Saudi juga belum ada. "Untuk manifest kembali (ke Arab Saudi) di bandara juga belum ada," imbuhnya.
Senada dengan itu Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Ajun Komisaris Besar Polisi Hengky Widjaja mengatakan pihaknya juga belum mengetahui informasi tersebut. Hengky menambahkan meskipun Kerajaan Arab Saudi memesan kamar hotel hingga tanggal 13 Maret 2017 namun belum dipastikan itu untuk Raja Salman.
"Kami belum tahu (perpanjangan) rencana sampai tanggal 9 Maret walaupun 'booking' hotel sampai tanggal 13 Maret," katanya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim juga mengatakan serupa bahwa jadwal kembali masih tanggal 9 Maret 2017. "Jadwal penerbangan (kembali) resmi juga belum ada," katanya.
Sebelumnya Deputi Direktur Operasional PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) Subiyono saat bertemu dengan awak media di Kuta, Kabupaten Badung, Minggu (5/3) mengatakan bahwa Raja Salman dan rombongan berwisata di Bali hingga 12 Maret 2017 lebih lama dari jadwal semual 9 Maret 2017.
JAS menangani penerbangan Raja Salman dan rombongan yang dimulai sejak 16 Februari 2017 di Bali mulai dari kedatangan tim observasi, hingga kargo dengan muatan di antaranya dua unit mobil Mercedes S-600 dan satu tangga elektronik.