REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum menentukan arah dukungan pada putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
"Kami tentu diajak, ditarik, tapi sekali lagi kami masih membutuhkan waktu untuk memutuskan dan tidak akan buru-buru," kata Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy usai mengikuti jalan santai di Desa Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulsel, Ahad (5/3).
Menurut dia, dua pihak baik partai pengusung nomor urut dua (Ahok-Jarot) dan nomor urut tiga (Anies-Sandiaga) sudah membangun komunikasi secara intensif dengan PPP.
"Kami masih mempelajari apa yang disampaikan partai tersebut, karena kami menginginkan DKI setelah Pilkada ini selesai tidak ada kegaduhan, tidak ada keributan, dan semua berfikir bagaimana meningkatkan kesejahteraan dan keamanan ibu kota," katanya.
Terkait pembicaraan dengan partai politik yang mengusung kedua pasangan yang akan bertarung pada putaran kedua nanti, kata Romi, masih melakukan pembahasan di internal partai. "Kami masih melakukan finalisasi dengan menerima masukan dari seluruh wilayah dan cabang PPP se-DKI serta para pemangku kepentingan khususnya para sesepuh ulama partai," ujar dia.
Anggota DPR Komisi XI ini berharap akan mengeluarkan keputusan paling lambat pada pekan depan untuk mengusung atau bergabung dengan partai pendukung salah satu kandidat dari dua kandidat yang ada.
"Kami berharap pekan depan bisa mengambil keputusan untuk Pilkada DKI putaran ke dua. Partai ini partai umat kita membutuhkan gubernur yang betul-betul memimpin Jakarta kedepan dengan tanpa membangun kegaduhan dengan tanpa menimbulkan persoalan," katanya.
Hal itu, kata dia, Pilkada DKI Jakarta merupakan barometer politik nasional karena merupakan satu-satunya pilkada yang berlansung dua putaran. "Partai PPP mempunyai struktur paling lengkap, terbukti pada Pemilihan Legislatif 2014, kami paling lengkap strukturnya dan ketiga terbesar di Jakarta sehingga ini menjadi daya tarik bagi kedua calon," ungkapnya.