REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Utara meminta masyarakat agar ikut serta mengantisipasi kebakaran hutan dan perbukitan di kawasan Danau Toba. Walhi mengatakan, penanggulangan kebakaran hutan tersebut, bukan hanya tanggung jawab pemerintah.
"Melainkan juga warga masyarakat setempat," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Dana Tarigan, di Medan, Sabtu (4/3).
Sebab, menurut dia, jika terjadi kebakaran hutan di kawasan Danau Toba, masyarakatlah yang terlebih dahulu mengetahuinya dan kemudian dilaporkan ke kepolisian maupun petugas pemadaman kebakaran di daerah tersebut. "Jadi peranan masyarakat, dalam mencegah kebakaran hutan yang terjadi di lokasi objek wisata terkenal di dunia itu, sangat besar dan diharapkan oleh pemerintah," ujar Tarigan.
Ia menyebutkan, masyarakat selalu turun langsung ke lokasi kebakaran untuk memadamkan kobaran api agar jangan sampai meluas, dan sebelum datang petugas pemadaman kebakaran. Hal tersebut, sudah sering terjadi, jika kebakaran hutan dan pegunungan di daerah Danau Toba itu.
"Ini merupakan bentuk kepedulian yang cukup tinggi dilakukan masyarakat untuk menjaga dan melindungi kawasan hutan Danau Toba dari peristiwa kebakaran," ucapnya.
Tarigan mengatakan, kebakaran kawasan hutan di pegunungan Danau Toba itu, bukan hanya akan berdampak pencemaran lingkungan air Danau Toba, melainkan juga kunjungan wisatawan mancanegara. Turis dan tamu-tamu dari berbagai negara di dunia, merasa enggan berkunjung ke Danau Toba, bila sering terjadi kebakaran kawasan hutan.
"Jadi, kawasan hutan Danau Toba harus tetap dilindungi dan dijaga agar tidak terjadi kebakaran. Apalagi, Danau Toba akan dijadikan 'Monaco' di Asia, dan harus dapat diwujudkan," kata Pemerhati Lingkungan itu.