Sabtu 04 Mar 2017 17:15 WIB

Sekolah Didorong Bentuk Satgas Antinarkoba

Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba kepada pelajar sekolah dasar, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/1).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba kepada pelajar sekolah dasar, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Seluruh sekolah di Palangka Raya ditargetkan sudah membentuk satuan tugas antinarkoba guna memakismalkan upaya pencegahan permasalahan narkoba khususnya di kalangan pelajar.

"Sejumlah sekolah telah membentuk. Pada 2017 kita targetkan seluruh sekolah baik tingkat SMA, SMP, termasuk SD terutama di perkotaan terbentuk satgas antinarkoba," kata Kepala BNNK Palangka Raya, M. Soedja'i di Palangka Raya, Sabtu.

Dia menerangkan program satgas tersebut akan dikelola dan personel berasal dari sekolah yang bersangkutan.

"Satgas ini dibentuk sekolah dan dikelola sekolah. Intinya dari sekolah untuk sekolah, sedangkan BNNK bertindak sebagai pembina," katanya.

Untuk itu pihaknya segera mengirim surat kepada Dinas Pendidikan serta sekolah terkait agar satgas antinarkoba segera terbentuk di seluruh sekolah yang ada di daerah ini.

Pembentukan satgas tersebut untuk mengintensifkan dan memaksimalkan upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN).

Selain itu juga dalam rangka meningkatkan keseriusan dalam pembinaan dan antisipasi peredaran narkoba di sekolah-sekolah. Terlebih saat ini peredaran narkoba telah menyasar para siswa.

Nantinya sekolah terutama yang terlibat dalam satgas akan dibekali dengan pengetahun dasar tentang bahaya nakoba, termasuk ciri dan indikasi orang yang menggunakan barang haram tersebut.

"Ciri-ciri penggunaan berbagai jenis narkoba termasuk penggunaan daftar obat G, penggunaan lem dan minuman keras harus dikuasai sebagai modal guru dan satgas mengidentivikasi siswanya," katanya.

Pihaknya pun meminta para guru dan pendidik semakin peka terhadap perubahan perilaku siswa minimal di lingkungan sekolahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement