Kamis 02 Mar 2017 17:45 WIB

Surat Cinta Rieke untuk Raja Salman: Rusmini Ingin Pulang

Rep: Ali Mansur/ Red: Ilham
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz
Foto: Reuters/Gary Cameron
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka enggan menyia-nyiakan kunjungan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Aziz Al-Saudi ke Gedung DPR, Kamis (2/3). Dia pun menulis dan menyebarkan sebuah surat yang ditujukan kepada sang raja. Dalam surat itu, Rieke menceritakan penderitaan yang dihadapi Tenaga Kerja Wanita (TKW), Rusmini Wati Binti Nakrim di Arab Saudi. 

“Akhirnya, Rusmini meminta dipulangkan ke Indonesia. Namun, sang majikan menolak dan malah berbalik melaporkan Rusmini atas tuduhan telah melakukan sihir kepada majikan perempuannya,” kata anggota Tim Pengawas TKI DPR-RI, dalam suratnya, Kamis (2/3).

Berikut isi lengkap surat cinta Rieke:

Kepada Yang Mulia: Raja Salman Bin Abdul Aziz Al-Saudi

Assalamualaikum, Wr, Wb

Semoga Allah SWT melimpahkan segala berkah kepada Yang Mulia Raja Salman. Selamat datang di Gedung Parlemen Indonesia.

Ijinkan saya pertama-tama memperkenalkan diri. Saya, Rieke Diah Pitaloka. Saya anggota Parlemen Republik Indonesia. Saya ucapkan terima kasih atas kedatangan Yang Mulia ke Indonesia, negara dengan mayoritas rakyatnya beragama Islam. Karena itu, Saudi selalu ada di hati kami, tempat kami sebagai umat Islam menjalankan rukun Islam yang kelima.

Selain ikatan spiritual, dari dokumen dan arsip yang ada, Indonesia memiliki ikatan sejarah yang telah ditorehkan oleh Presiden Soekarno, presiden pertama sekaligus pendiri bangsa kami. Di era digital ini, sungguh mudah menemukan jejak sejarah tersebut. Karena persahabatan yang terjalin, Bung Karno memberikan kontribusi pemikiran arsitektural untuk renovasi Masjidil Haram. Adalagi kisah “pohon Soekarno” yang hingga saat ini menghijaukan Arafah.

Saya mendengar bahwa Yang Mulia datang ke negeri kami dengan membawa 1.500 orang dalam rombongan dan berencana akan berinvestasi ratusan triliun rupiah di Indonesia. Sungguh kebanggaan bagi kami atas rencana besar tersebut. 

Yang Mulia, ijinkan melalui surat terbuka ini, saya pun mengucapkan terima kasih atas kesempatan kerja yang diberikan kepada rakyat Indonesia di negara Saudi. Banyak hal yang tentu harus kami benahi di dalam negeri, namun di sisi lain, saya pun berharap di masa yang akan datang kedua negara dapat memperjuangakn sistem hukum yang berkeadilan bagi pekerja migran. Saya percaya, Islam mengajarkan kepada kita untuk memperjuangkan kemanusiaan dan keadilan. Saya yakin, Yang Mulia Raja Salman memiliki kepercayaan yang sama dan merupakan Raja Saudi yang adil dan bijaksana, yang juga memperjuangkan Islam sebagai “rahmatan lil’ alamin”.

Yang Mulia, ijinkan pula melalui surat ini saya perkenalkan Rusmini Wati Binti Nakrim. Rusmini sekarang berusia 31 tahun, seorang perempuan asal Indramayu, 209 km dari Jakarta. Orang tuanya buruh tani dengan upah yang tidak tetap. Suaminya, kuli di penggilingan padi dengan upah yang sangat kecil.

Rusmini bercita-cita ke luar dari kemiskinan yang menjerat keluarganya dengan bekerja di Saudi sebagai pembantu rumah tangga. Ia berangkat pada tahun 2009 disalurkan oleh perusahaan penyalur Aheel FBR Recruitment di Ryadh-Khalid Bn Al-Waleed SI-P.O. Box 55551 (tlp. 2091028).

*Rusmini diterima bekerja di rumah majikan bernama Abdul Aziz Muh Al Zanidi. Selama dua tahun upah yang diterima total sebesar Rp 1,3 juta, setara dengan SAR 365,71(dengan kurs USR 1 sama dengan Rp 3554,71). Artinya, upah Rusmini bekerja Rp 54.167/bulan atau setara sekitar SAR 15,24/bulan. Tentu saja upah yang diterimanya tak sebanding dengan beban kerja yang harus dijalani. Akhirnya, Rusmini meminta dipulangkan ke Indonesia. Namun, sang majikan menolak dan malah berbalik melaporkan Rusmini atas tuduhan telah melakukan sihir kepada majikan perempuannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement