Kamis 02 Mar 2017 12:11 WIB

Mereka Bahagia di Kemah Pramuka

Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault
Foto: Dok Kwarnas Pramuka
Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Dr. Adhyaksa Dault, SH, M.Si *)

Betah kan disini?, dimanapun, ini sering saya tanyakan kepada anak-anak Pramuka yang ikut perkemahan. Sangat jarang sekali yang menjawab “tidak”. Demikian juga saat Jambore Nasional  pada 14-21 Agustus 2016. Bahkan selesai Jambore, mereka “protes” dengan ramai-ramai bikin tagar #KembalikanKamiKeCibubur di media sosial.

Anda bisa cek, ketik saja tagar #KembalikanKamiKeCibubur, #GerakanPramuka dan #Jamnas2016 di Google atau di Instagram, akan muncul berbagai foto kenangan mereka saat bermain di lapangan, di tenda, di danau cibubur, dll. Saya sendiri bersama Kakak-Kakak Pramuka lainnya terus di lapangan selama perkemahan, ikut bernyanyi setiap malam bersama mereka, terbawa suasana keren, gembira, asyiknya perkemahan.

Padahal, hujan hampir setiap hari mengguyur bumi perkemahan, mereka basah kuyup di tenda. Tapi mereka tetap bahagia, saya tanya, rupanya mereka bahagia bertemu dengan 25 ribu anak-anak seusia (11-15 tahun). di Jambore Nasional itu, seluruh Kwarcab (Kota/Kabupaten) di Indonesia ada tendanya, sehingga jika mereka ingin keliling Indonesia, tidak harus naik pesawat, cukup dengan berkeliling bumi perkemahan.

Perkemahan pramuka dimanapun selalu berkesan bagi anak-anak kita. Selain mendapatkan materi dari para Kakak-Kakak pembina yang ikhlas mendampingi 24 jam, mereka juga dididik oleh alam itu sendiri.

Cerita tentang memasang tenda, kegiatan di air, udara, masak tapi tidak matang, menjelajah alam bareng-bareng, ngobrol dan bercanda tanpa gangguan telepon genggam, akan menjadi kenangan terindah saat anak-anak kita dewasa nanti. Perkemahan itu perekat NKRI. Jika mereka dewasa nanti, ada perbedaan diantara mereka atau kelompoknya, maka mereka akan ingat pernah berkemah bersama.

Di tahun 2017 ini, kami sedang mempersiapkan Lomba Tingkat V dan sebuah perkemahan yang tidak kalah besarnya, yaitu Raimuna Nasional  XI Gerakan Pramuka. Akan diikuti 15 ribu anggota Pramuka (usia 16 – 25 tahun) dari 34 Kwarda (Provinsi) di Indonesia. Logo dan maskotnya sudah diluncurkan saat Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka di Cibubur pada 22-24 Februari kemarin. Selamat untuk Dewan Kerja se-Indonesia dan kakak-kakak yang telah terus mengarahkan mereka untuk hasil terbaik. Semangatnya sama, bekerja yang terbaik untuk generasi muda, mewariskan yang terbaik bagi bangsa.

Menyongsong kegiatan ini kami mengadakan berbagai kegiatan, di antaranya lomba video reportase Pramuka. Anggota Pramuka diminta membuat video dengan telepon genggamnya, video berisi laporan tentang pariwisata, produk lokal, pasar tradisional, kuliner, budaya, sosok yang menginspirasi, komunitas, kegiatan Pramuka, permainan tradisional, kondisi sosial, atau sesuatu yang unik.

Sekadar untuk diketahui, sejak 2014, Kwarnas Gerakan Pramuka fokus memaksimalkan potensi generasi muda di internet. Berbagai lomba pembuatan konten telah diadakan. Kami juga telah membentuk tim siber Pramuka sejak tahun 2014, jauh sebelum ramai isu hoax di media sosial. Media sosial bahayanya banyak, namun manfaat jauh lebih banyak. Dua hal yang secara khusus terus kami dorong secara khusus di Pramuka adalah; produksi konten di media sosial, dan aksi-aksi sosial di lapangan.

Kami juga ada program 120 duta medsos Gerakan Pramuka, ini apresiasi bagi pelajar yang aktif di media sosial mempromosikan daerah. Ada juga program U-Report bekerja sama dengan UNICEF, yang akan melibatkan 100 ribu anggota Pramuka sebagai informan masalah perlindungan anak di Indonesia. Sekarang baru 24 ribu yang mendaftar.

Selain itu kepada seluruh anak Pramuka, khususnya calon peserta Raimuna Nasional XI pada 13-21 Agustus 2017 nanti, saya  mengajak mereka untuk aktif menuliskan tentang daerahnya, kita siapkan web khusus, yaitu www.pramukapos.com, anggota Pramuka bisa bikin akun dan menulis tentang daerahnya di web ini, jadi mereka tulis sendiri dan posting sendiri.

Mengapa menulis?, karena dengan menulis mereka terdorong untuk membaca, sehingga mereka ada pengetahuan tentang sejarah, budaya, pariwisata, produk lokal, dan kuliner daerahnya masing-masing.

Harapannya, ketika nanti pada Agustus 2017 nanti, saat bertemu dengan teman-temannya dari 34 provinsi lainnya, maka Interaksi diantara mereka tidak berhenti pada pertanyaan tentang nama, asal sekolah. Tetapi juga mereka mampu menceritakan berbagai hal tentang daerahnya. Dengan demikian perkemahan menjadikan mereka semakin bahagia menjadi Pramuka, semakin bangga dan bahagia menjadi anak Indonesia dengan segala keberagamannya.

Sampai bertemu di Raimuna Nasional XI Tahun 2017 Gerakan Pramuka.

*) Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement