Kamis 02 Mar 2017 10:38 WIB

'Bangun Hubungan Primordialisme Progresif Saudi-Indonesia'

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agus Yulianto
 Presiden Joko Widodo menganugerahkan Bintang Republik Indonesia Adipurna kepada Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo menganugerahkan Bintang Republik Indonesia Adipurna kepada Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, Kamis (2/3) diisi dengan pertemuan kenegaraan dan pidato di hadapan seluruh Anggota parlemen dan senator DPR/MPR dan DPD di Senayan. Sedangkan pada hari ketiga akan ada pertemuan dengan pemimpin ormas-ormas Islam di Masjid Istiqlal.

Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia Abdul Muta'ali berharap, pada sisa dua pertemuan kenegaraan di Jakarta nanti, bisa dimanfaatkan untuk membahas hubungan internal Indonesia-Arab Saudi yang semakin kokoh. "Hubungan yang berdasarkan prinsip primordialisme progresif, dalam bentuk aliansi yang kokoh antara Arab Saudi dan Indonesia," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (1/3).

Hubungan aliansi yang kokoh berdasarkan primordialisme progresif ini menurutnya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Karena banyak sisi kepentingan yang sama antara Indonesia dan Arab Saudi.

Aliansi yang kokoh pun telah banyak terlihat dari beberapa negara, seperti Rusia-Cina atau AS-Israel. "Kenapa Rusia-Cina bisa membangun aliansi yang kokoh? Kemitraan keduanya membuka semua keran-keran investasi," ujarnya.

Hal yang sama juga terlihat pada aliansi AS-Israel. Kenapa pula AS-Israel  begitu dekat dan mesranya? Padahal, Israel 'public enemy' masyarakat dunia. Tapi, AS tdk pernah malu untuk membelanya.

"Itu terjadi, kalau bukan kesamaan primordialisme dan ideologi politik," ucapnya. Karena itu, menurutnya, sudah saatnya Indonesia dan Saudi memanfaatkan primordialisme tersebut.

Sebab, globalisme saat ini tidak lagi berbicara alutsista (alat utama sistem persenjataan) semata. Akan tetapi national security sebuah negara semuanya ternyata dibangun berbasiskan ketahanan ekonomi negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement