Kamis 02 Mar 2017 00:21 WIB

Karawang Gandeng Toyota Atasi Abrasi Pantai

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Maman Sudiaman
Toyota Indonesia melakukan penanaman sekitar 200 ribu pohon bakau di pesisir Pantai Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, hari ini, Rabu (1/3).
Foto: Toyota
Toyota Indonesia melakukan penanaman sekitar 200 ribu pohon bakau di pesisir Pantai Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, hari ini, Rabu (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Persoalan abrasi pantai di Karawang belum juga selesai. Padahal, sembilan kecamatan wilayah pesisir terdampak abrasi. Bahkan, hingga saat ini abrasi tersebut semakin parah.

Sayangnya pemkab tak punya anggaran khusus untuk mengatasinya. Bupati Karawang Cellica Nurachadiana, mengatakan, tidak ada alokasi khusus untuk mengatasi abrasi pantai. Karena alasan itu pula, pihaknya menggandeng swasta untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satunya, perusahaan didorong untuk berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan.

"Saat ini, Toyota merupakan perusahaan yang konsen mengatasi abrasi dengan program tanam mangrove," ujar Cellica, kepada Republika, Rabu (1/3).

Menurut Cellica, sebenarnya ada alokasi anggaran untuk masyarakat pesisir. Sebesar Rp 6 miliar. Anggaran itu, untuk pemecah ombak. Supaya, air laut tak menggerus daratan. Tetapi, secara khusus menangani abrasi dengan cara reboisasi atau penghijauan tidak ada.

Dengan begitu, pihaknya sangat membutuhkan partisipasi swasta. Apalagi, sejak 2012 lalu sejumlah swasta sudah berkontribusi nyata melakukan tanam mangrove di wilayah pesisir. Seperti, Cilamaya dan Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar.

Bahkan, lanjut Cellica, saat ini pesisir di Cilebar sudah mulai hijau. Karena, mangrove yang ditanam sudah tumbuh dengan baik. Panjang pantai yang ditanami mangrove di Desa Cilebar, mencapai empat kilometer dengan lebar dua sampai tiga meter.

"Ke depan, kami ingin lebarnya ditambah mencapai sepuluh meter. Tapi, kami ingin swasta yang berkontribusi terhadap lingkungan lebih banyak lagi," jelasnya.

Vice Presiden PT Toyota Manufacturing Indonesia (TMIN) Warih Andang Tjahjono, mengatakan, tahun ini ada 200 ribu pohon mangrove yang ditanam di wilayah pesisir Karawang. Hutan mangrove ini, sangat bagus dalam mengatasi permasalahan abrasi. Selain itu, biaya perawatannya juga sangat murah."Sejak 2012, kita sudah tanam mangrove. Perawatannya kita serahkan ke masyarakat sekitar. Adapun biayanya sanga murah hanya Rp 1 juta per meter," ujarnya.

Tak hanya itu, sambung Warih, kawasan hutan mangrove ini akan dijadikan eko wisata. Jadi, hutan mangrove di Cilebar ini akan jadi //pilot project// eko wisata di Karawang. Dengan begitu, ada berbagai keuntungan yang didapat. Selain, meminimalisasi abrasi juga lokasi ini akan jadi objek pariwisata baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement