Rabu 01 Mar 2017 19:25 WIB

Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Sesalkan Ahok Diajak Ikut Sambut Raja Salman

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud di Indonesia menjadi kebanggan tersendiri bagi rakyat Indonesia. Raja Salman merupakan penjaga dua kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah.

Namun, kritik diarahkan ke Pemerintah Indonesia menyusul penyambutan Raja Salman yang melibatkan terdakwa penista agama Islam, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Bandara Halim Perdanakusuma. Pelapor kasus penistaan agama Ahok, Pedri Kasman, menyayangkan pemandangan tidak baik ketika penyambutan Raja Salman ini. Ia menyesalkan Presiden Jokowi yang ternyata juga mengajak Ahok dalam rombongan penyambutan.

"Ahok adalah terdakwa kasus penodaan agama Islam, agamanya Raja Salman juga. Mengajak terdakwa dalam menyambut tamu istimewa negara adalah sesuatu yang tidak etis," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (1/3).

Menurut dia, Presiden Jokowi semestinya sensitif dengan perasaan umat Islam yang sedang terluka oleh ulah Ahok. Ahok sudah saatnya ditinggal Jokowi dalam agenda penting kenegaraan.

Di samping terdakwa, Ahok sebagai gubernur juga sedang dipersoalkan kedudukannya. Semestinya dia sudah dinonaktifkan sementara dari jabatan gubernur. 

"Bangsa ini betul-betul sudah dibikin bising oleh Ahok. Tetapi Jokowi tetap saja tidak bergeming," kata sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement