Rabu 01 Mar 2017 18:23 WIB

Pengungsi Korban Banjir Baleendah Kekurangan Peralatan Mandi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hazliansyah
Anak-anak Korban Banjir di Baleendah tengah bermain di Gedung aula Inkanas, Kabupaten Bandung, Rabu (14).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Anak-anak Korban Banjir di Baleendah tengah bermain di Gedung aula Inkanas, Kabupaten Bandung, Rabu (14).

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bandung, Rabu (1/3) sore menyebabkan beberapa ruas jalan tergenang banjir. Berdasarkan pantauan, ruas jalan Palasari, Muhammad Toha-Dayeuhkolot banjir setinggi paha orang dewasa.

Serta jalan Dayeuhkolot menuju Baleendah diwilayah Kampung Cienteung termasuk Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah. Kondisi tersebut membuat ratusan warga kelurahan Andir mengungsi di Gedung aula Inkanas sejak dua pekan terakhir.

Tatang, Warga Kampung Cigosol RW 09 RT 06 mengaku sejak satu pekan terakhir para pengungsi mengeluhkan kekurangan peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi serta handuk. Bantuan yang biasanya cepat datang sekarang berjarak hingga tiga hari.

"Kebutuhan mendesak peralatan mandi, handuk, lainnya logistik. Karena banyak disini yang mandi tidak menggunakan sabun," ujarnya saat ditemui di Gedung Aula Inkanas, Kabupaten Bandung, Rabu (1/3).

Tatang tidak menutup mata atas adanya bantuan dari pihak Kecamatan. Namun, jumlah logistik yang diberikan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pengungsi di Gedung Aula Inkanas.

Selain itu, jumlah toilet di pengungsian yang terbatas membuat para pengungsi harus rela antre bahkan tidak tercukupi karena jumlah pengungsi yang banyak.

Saat ini total pengungsi di gedung mencapai 70 KK, 273 jiwa, balita 19, ibu hamil 1 yang berasal dari Kampung Jambatan, Cigosol, Uwak dan Muara Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah. Sementara pengungsi yang sakit berjumlah dua orang karena demam dan gatal-gatal.

Terkait dengan wacana relokasi, pihaknya mengaku ingin direlokasi dengan syarat diberi rumah yang layak. Namun ia masih pesimis karena relokasi di Cieunteung hingga saat ini belum tuntas.

"Kami tidak tahu karena di Cienteung yang mau direlokasi belum beres. Tapi harapannya, direlokasi dengan layak diganti dengan rumah lagi. Kita sudah capek, lelah dengan banjir melulu," katanya.

Terpisah, Koordinator pengungsi aula Inkanas, Kabupaten Bandung, Atep mengaku saat ini bantuan yang dikirimkan dari kecamatan relatif lebih lama dibandingkan dengan beberapa tahun ke belakang.

"Dulu mah mau butuh apa mudah. Sekarang mah gak bisa diprediksi bisa sampai kapan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement