Selasa 28 Feb 2017 21:32 WIB

Ini MoU yang akan Ditandatangani Arab Saudi-Indonesia

Rep: Dyah Ratna Meta Novia / Red: Ilham
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz
Foto: Reuters/Gary Cameron
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir yang akrab disapa Tata mengatakan, kunjungan Raja Salman merupakan kunjungan khusus. "Ini kunjungan pertama sejak 40 tahun lalu. Dalam dua tahun terakhir ada peningkatan intensitas hubungan Indonesia dan Arab Saudi," katanya, Selasa, (28/2).

Arab juga melihat ada ketertarikan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan Arab. Tak hanya dalam konteks haji, tenaga kerja, dan energi, tapi lebih luas seperti ke bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

Menurut Menlu Arab, kunjungan Raja Salman ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan yang semakin baik antara Arab dan Indonesia. Indonesia dengan Arab akan menandatangani 10 Memo of Understanding (MoU). MoU yang ditandatangani mencakup antara lain kerja sama di bidang kebudayaan, kesehatan, meningkatkan status mekanisme bilateral seperti pertemuan akan dilakukan lebih intens, misalnya ada pertemuan kenegaraan setahun sekali supaya pertemuan semakin lancar.

Selain itu, juga menandatangani MoU mengenain keislaman, dakwah, pendidikan dan sains, kerja sama di bidang kelautan dan perikanan. Yang terakhir ini meliputi pengembangan di sektor kelautan dan perikanan serta pengembangan riset di bidang kelautan.

Untuk Mou mengenai pemberantasan kejahatan terorisme dan peredaran obat terlarang, dalam memberantas korupsi, Indonesia akan memiliki akses terhadap semua bandara di Arab, Arab memiliki akses terhadap lima bandara di Indonesia. Akses diperluas karena untuk mendongkrak turisme dan meningkatkan kemudahan warga Indonesia untuk umrah di Arab. 

"MoU antara Arab dan Indonesia sangat luas cakupannya dari agama sampai teknologi," ujar Tata.

Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam kunjungan Raja Salman di Indonesia adalah adanya pertemuan yang akan membahas soal haji. "Indonesia  telah mendapatkan kuota tambahan jamaah haji, jumlah itu juga  belum bisa sepenuhnya mengurangi waktu tunggu yang cukup lama."

Saat ini, kata Tata, jumlah WNI yang di Arab mencapai 800 ribu. Mereka ini membutuhkan perlindungan dan dukungan."Kami meminta agar mereka juga mau memberi bantuan dan perlindungan hukum jika mereka mengalami masalah," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement