Selasa 28 Feb 2017 07:34 WIB

654 Bencana Terjadi Hingga Februari 2017, Waspadai Bencana Susulan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Hazliansyah
Longsor menimpa satu rumah di Kampung Cisalang, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (22/2) malam. Dalam kejadian itu, sang pemilik rumah jadi satu-satunya korban luka.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Longsor menimpa satu rumah di Kampung Cisalang, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (22/2) malam. Dalam kejadian itu, sang pemilik rumah jadi satu-satunya korban luka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan puting beliung diprediksi masih terus mengancam hingga musim penghujan berakhir. Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama 2017, tercatat kejadian bencana sebanyak 654 bencana.

Dampak yang ditimbulkan 61 jiwa meninggal dan hilang, 174 orang luka dan 584.173 jiwa menderita dan mengungsi. Bencana juga telah menyebabkan 5.534 rumah rusak, dimana 1.192 rumah rusak berat, 990 rumah rusak sedang, 3.352 rumah rusak ringan, dan 87.234 rumah terendam banjir. Bencana juga menyebabkan kerusakan fasilitas publik seperti, 108 unit sekolah, 85 unit fasilitas peribadatan dan 12 unit fasilitas kesehatan rusak.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan selama tahun 2017 banjir terjadi di 25 provinsi dan 121 kabupaten/kota. Sedangkan longsor terjadi di 13 provinsi dan 69 kabupaten/kota. "Diperkirakan kejadian bencana ini masih akan terus bertambah mengingat musim hujan masih akan berlangsung hingga April 2017 mendatang," ujarnya, Senin (27/2).

BMKG telah menyampaikan peringatan dini potensi hujan lebat disertai petir diperkirakan terjadi di Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, NTB, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat pada Selasa (28/2) hingga (1/3).

Sutopo memprediksi dalam sepekan ke depan hujan lebat akan berpotensi di sebagian besar wilayah Indonesia. "Ancaman banjir, longsor, banjir bandang, dan puting beliung akan meningkat," kata dia.

Peningkatan potensi curah hujan ini disebabkan terdeteksinya Madden Julian Oscillation (MJO). MJO adalah fenomena atmosfer yang dapat mengakibatkan bertambahnya hujan di daerah yang dilaluinya. Hari ini MJO telah memasuki wilayah Samudra Hindia bagian barat dengan intensitas sedang dan menjalar ke arah timur mendekati wilayah Indonesia. Diperkirakan dalam empat hingga lima hari ke depan MJO akan memasuki wilayah Indonesia melalui Sumatra dan menjalar ke arah timur dengan intensitas lemah.

Adanya dorongan udara kering di atmosfer lapisan menengah yang terdapat di perairan sebelah selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur menimbulkan daerah batas yang cenderung mengakibatkan pertumbuhan awan konvektif yang cukup aktif. "Sehingga wilayah Jawa masih dominan berpotensi terjadi awan hujan yang disertai petir," ujar Sutopo.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan. "Kenali kondisi lingkungan sekitar. Jika kondisi cuaca berpotensi hujan lebat hendaknya mengurangi aktivitas di luar. Awasi anak-anak jangan bermain di sekitar sungai," kata dia.

Pasalnya saat ini banyak kejadian anak-anak terhanyut karena kurangnya pengawasan dan teledor.  Cek juga lereng-lereng atau tebing yang berpotensi longsor. Jika membahayakan, warga disaranja  mengungsi sementara saat hujan deras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement