Senin 27 Feb 2017 22:22 WIB

Pemkot Depok Terus Sosialisasi Manfaat Konsumsi Telur dan Susu

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Hazliansyah
Pekerja memilah telur ayam di kandang ternak ayam telur di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (30/11).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja memilah telur ayam di kandang ternak ayam telur di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPP) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus melakukan sosialisasi dan edukasi manfaat penting mengonsumsi telur dan susu bagi tubuh. Keduanya memiliki gizi yang tinggi dan mudah dicerna, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPPP Kota Depok, Dede Zuraida mengatakan, protein yang berasal dari telur dan susu sangat baik untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan khususnya bagi anak-anak. Selain itu, telur dan susu memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang serta mengandung mineral dan vitamin.

"Kalori telur per 100 gramnya adalah 173 kkal dan susu sebesar 6,1 kkal, protein yang terdapat pada telur sebesar 13 gram dan susu 3,2 gram. Sedangkan vitamin A yang terkandung dalam telur 660 mcg dan susu 130 mcg. Tingginya angka tersebut membuat telur dan susu baik bagi pertumbuhan anak-anak," ujar Dede di Balaikota Depok, Senin (27/2).

Menurut Dede, program perbaikan gizi akan lebih efektif dan akan berkelanjutan jika diiringi program edukasi gizi dan pola makan yang sehat kepada masyarakat. Untuk itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi manfaat telur dan susu untuk merangsang pertumbuhan anak.

"Hanya protein dengan kualitas terbaiklah yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia pertumbuhan. Serta membentuk atau mengganti jaringan yang rusak di dalam tubuh," tuturnya.

Dia mengutarakan, saat ini konsumsi protein hewani di Indonesia tercatat 5,4 gr/orang/hari. Sedangkan protein hewani di dunia 23,9 gr/orang/hari.

"Data itu yang menjadi acuan kita. Untuk Kota Depok sendiri belum ada perhitungan secara pasti. Nanti kita akan evaluasi dampak apa yang ditimbulkan setelah adanya edukasi dan sosialisasi makan telur dan minum susu," ujar Dede.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement