Senin 27 Feb 2017 08:25 WIB

Warga Solo Tolak Anjing Dijadikan Kuliner

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
Komunitas pecinta anjing DogsterIndo melakukan aksi Stop Konsumsi Daging Anjing saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta, Minggu (13/12).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Komunitas pecinta anjing DogsterIndo melakukan aksi Stop Konsumsi Daging Anjing saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta, Minggu (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Para pecinta anjing di Kota Solo yang tergabung dalam Sahabat Anjik Solo (SAS) prihatin dengan penjual kuliner 'rica-rica guk-guk' yang kini semakin marak di Kota Solo. Mereka menolak anjing dijadikan sebagai kuliner di Solo.

"Anjing itu bukan untuk dijadikan makanan, karena anjing tergolong sebagai hewan peliharaan, bukan hewan potong," kata koordinator SAS, Mustika Cendra Purnomo dalam aksi simpatik terhadap binatang tersebut, Ahad (26/2).

Dia juga mengkritik para penjual rica-rica guk-guk yang berdalih menjual menu berbahan dasar daging anjing itu sebagai jamu penambah vitalitas. Mustika meminta Pemkot Solo untuk menyikapi hal tersebut melalui peraturan daerah. Dia pun khawatir akan bahaya rabies bagi pengonsumsi daging anjing.

"Tidak menutup kemungkinan yang konsumsi itu tertular rabies, jangan sampai penyakit ini menular dan mewabah," kata dia.

Dia pun kerap mendapat aduan dari warga setelah anjing peliharaanya dicuri. Mustika menduga kebanyakan anjing yang dicuri tersebut untuk dimasak dan dijual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement