Senin 27 Feb 2017 01:40 WIB

Ini Harapan PKS dari Kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman.
Foto: dokumentasi Anies-Sandi Media Center
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan kedatangan tamu istemewa yaitu  Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud. Rencananya Raja Salman beeserta rombongannya akan berada di Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohamad Sohibul Iman, berharap kunjungan orang nomor satu di Arab Saudi itu memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia, terutama dalam hal kerjasama di berbagai bidang.

Apalagi, kata Sohibul selama ini kerjasama antara Indonesia dengan Arab Saudi lebih banyak pada sisi keagamaan dan pendidikan. "Tentu ada sisi dagang dan investasi tapi minor. Dengan kunjungan raja salman kita berharap ada diversifikasi kerjasama, terutama pada sisi investasi, perdagangan, dan pariwisata," ujarnya, Ahad (26/2).

Sohibul melanjutkan, diversifikasi ini sangat mungkin karena kedua pihak memiliki kepentingan yang sama. Ia menilai Arab Saudi mulai tertekan dengan rendahnya harga minyak.  Sehingga harus mencari pendapatan dari sumber nonminyak.

Sohibul mengatakan, juga kebijakan Amerika yang tidak bersahabat dengan negara-negara muslim membuat Arab Saudi harus mencari tempat investasi di negara lain di luar Amerika dan Eropa.

Sementara di sisi lain Indonesia memiliki kebutuhan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan crude oil yang semakin hari makin besar dimana sumbernya diantaranya dari Arab Saudi. Sohibul menganggap sangat masuk akal jika Saudi investasi pada kilang minyak di Indonesia yang pasokannya crude oil terjamin dari Arab Saudi sendiri.

"Tentu investasi dan perdagangan Arab Saudi tidak terbatas pada minyak. Sesuai dengan  keinginan Arab Saudi mendiversifikasi sumber pendapatan maka Arab Saudi diharapkan bisa investasi di sektor lain seperti agro industri, keuangan dan lainnya," ucapnya.

Selain itu, Sohibul juga mengharapkan dari sisi Politik Luar Negeri semakin meningkatkan kesepahaman antara kedua pihak. Mengingat, Indonesia adalah negara muslim terbesar dan juga memiliki Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan jamaah haji serta umroh terbesar. Ia menambahkan tentu membaiknya kesepahaman akan sangat positif bagi pengelolaan TKI dan jamaah haji serta umrah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement