Sabtu 25 Feb 2017 21:10 WIB

Ini Arti Penting Kunjungan Raja Salman untuk Pariwisata Indonesia

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Nur Aini
Pantai Sanur
Foto: dok Republika
Pantai Sanur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Alsaud pada awal Maret nanti akan berkunjung ke Indonesia. Tak tanggung-tanggung, raja ketujuh dalam dinasti Alsaud itu membawa rombongan yang jumlahnya 1.500 orang. Agenda kunjungan Raja Salman pun tak hanya untuk urusan kenegaraan. Sebab, raja berjuluk Penjaga Dua Kota Suci itu juga akan berlibur di Bali.

Kabar tentang liburan Raja Salman ke Bali membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya ikut senang. Menurutnya, liburan Raja Salman Arab Saudi ke Bali itu sangat bagus bagi pariwisata Indonesia.

Arief menyebut liburan Raja Salman di Bali semakin memperkuat citra pariwisata di Pulau Dewata ataupun Indonesia. “Raja Arab Saudi bisa menjadi endorser yang istimewa, seorang raja, pemimpin dan panutan negara, orang nomor satu yang semua perilakunya akan diikuti oleh rakyatnya,” ujar Arief dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (25/2).

Menteri asal Banyuwangi, Jawa Timur itu menambahkan, liburan Raja Salman di Bali pasti akan menjadi perhatian dunia, terutama negara-negara Arab. Apalagi Indonesia memang membidik negara-negara Arab sebagai pasar pariwisata.

“Sebagai tokoh dunia, kehadiran Raja Salman itu sudah pasti akan diliput oleh media internasional, termasuk media di Arab. Ini akan memiliki media value yang tinggi dengan indirect impact yang sangat besar bagi pariwisata Indonesia,” tuturnya. Mantan direktur utama Telkom Indonesia itu menjelaskan, Indonesia punya konsep wisata halal. Pasar terbesar wisata halal adalah Arab dan Timur Tengah.

Dalam setahun, kata Arief, jumlah outbound travellers dari Timur Tengah lebih dari 100 juta wisman. Karenanya liburan Raja Salman bersama rombongan yang mencapai 1.500 orang termasuk para pangeran Kerajaan Arab Saudi juga bisa menjadi ajang promosi bagi pariwisata Bali dan daerah lain.

“Mereka berpotensi untuk datang kembali  ke Bali and beyond. Destinasi wisata halal seperti Lombok, Aceh, dan Sumbar bisa berpromosi di Bali,” tuturnya.

Arief memerinci, wisman asal Arab selama ini dikenal paling royal dalam membelanjakan uang saat berwisata. Mereka memang suka berbelanja dan menginap di hotel berbintang. Dalam data Kemenpar, rata-rata setiap wisman asal Arab membelanjakan uangnya hingga 1.800 dolar AS. “Rata-rata dunia, UNWTO (Organisasi PBB untuk Dunia Pariwisata) itu hanya 1.200 dolar AS,” katanya.

Selain itu, wisman asal Arab Saudi juga dikenal punya periode tinggal (lenght of stay) saat berwisata paling lama. “Biasanya di musim haji, musim panas, mereka berlibur dengan keluarga berombongan besar seperti Raja Salman ini,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement