Jumat 24 Feb 2017 09:05 WIB

UGM Terus Kampanyekan Pelucutan Senjata Nuklir

Ledakan akibat uji coba senjata nuklir di Pulau Bikini Atol, Pasifik.
Foto: AP
Ledakan akibat uji coba senjata nuklir di Pulau Bikini Atol, Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Studi Internasional (IIS) Departemen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) terus mengampanyekan pelucutan senjata nuklir melalui berbagai program yang digelar di dalam negeri maupun partisipasi kegiatan internasional. Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (24/2) peneliti dari IIS UGM Muhadi Sugiono menyampaikan aspirasinya mengenai pelucutan senjata pada Kelompok Kerja "Open-Ended Working Group" (OEWG) mengenai Perlucutan Nuklir pada 2016 di Jenewa, Swiss.

OEWG adalah pertemuan resmi PBB yang melibatkan partisipasi publik, baik organisasi non-pemerintah maupun perwakilan dari masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, Muhadi menyampaikan sebuah kertas kerja berjudul Non-Nuclear-Weapon States and a Treaty Prohibiting Nuclear Weapons atau "Negara Tanpa Senjata Nuklir dan Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir", di hadapan majelis kongres resmi PBB.

Dalam kertas kerja tersebut terdapat 14 kebijakan dan praktik negara-negara non-senjata nuklir yang masih menghambat upaya perlucutan senjata nuklir. 

Akhirnya pada Januari 2017, PBB menyepakati diadakan negosiasi pelucutan nuklir yang akan diselenggarakan tahun ini.

"Negosiasi ini bukanlah klimaks dari usaha seluruh aktivitas di dunia dalam menyuarakan pelucutan senjata nuklir global. Kita harus terus berjuang agar pelucutan itu dapat terlaksana," ujar Muhadi.

Dia menjelaskan bahwa seperti senjata pembunuh massal lainnya, senjata nuklir tidak pandang bulu ketika digunakan. "Seluruh area sekitar ledakan nuklir akan terkena dampaknya, termasuk masyarakat sipil," ujarnya pula.

Muhadi menyontohkan dampak bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, para korbannya hingga kini harus menanggung luka maupun kelainan genetik karena ledakan tersebut. 

"Tidak saja berbahaya bagi kehidupan manusia, dampak ledakan nuklir akan berpengaruh pada lingkungan dan iklim dalam jangka panjang," katanya lagi.

Argumen kemanusiaan itulah yang sering disampaikan oleh IIS dalam setiap kampanye dan advokasinya.

Sedangkan di dalam negeri, IIS gencar melakukan kampanye perlucutan senjata nuklir, antara lain melalui seminar bertema "Menuju Dunia Bebas Senjata Nuklir", dan beberapa forum diskusi lainnya di Jakarta, Malang, dan Padang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement