REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur mengirimkan tim reaksi cepat ke Kabupaten Timur Tengah Selatan untuk menangani kasus kematian mendadak 19 ekor sapi dan sembilan ekor babi, di Desa Oelbubuk, Kecamatan Mollo Tengah.
"Biasanya kematian sejumlah ternak tersebut akibat cuaca ekstrem yang selama ini terjadi di wilayah ini. Namun kami masih harus lakukan pemeriksaan lagi, dan saat ini tim reaksi cepat sudah turun ke lapangan untuk mengecek kejadian tersebut," kata Kepala Dinas Peternakan NTT Dani Suhadi, Kamis (23/2).
Menurutnya, kematian mendadak sejumlah ternak tersebut diakibatkan kurang pengontrolan yang dilakukan oleh peternak sendiri. Apalagi kebanyakan hewan ternak milik masyarakat NTT dilepas bebas untuk mencari makan.
Namun dari hasil pemeriksaan sementara oleh petugas atau dokter hewan di daerah tersebut, diketahui bahwa penyakitnya hampir sama seperti yang terjadi Kecamatan Amfoang, Kabupaten Kupang, yakni SE atau Septicaemia epizootica atau lebih dikenal dengan penyakit ngorok.
"Penyakit ini menyerang paru-paru hewan ternak, sehingga harus ditangani dengan baik sebelum berujung pada kematian," katanya lagi.
Sejauh ini, lanjutnya, belum ada laporan jelas soal penyakit yang menyerang sejumlah sapi dan babi tersebut, karena memang masih dalam penyelidikan. Ia juga memastikan bahwa puluhan ternak yang mati itu bukan karena diserang penyakit antraks, mengingat di wilayah NTT penyakit hewan yang ganas tersebut sudah tidak ada sejak empat tahun terakhir.
"Kejadian antraks di NTT memang ada, tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini memang sudah tidak ada pemicu dan tidak muncul. Kami menjaga itu, karena penyakit jenis ini lebih ganas," ujarnya lagi.
Menurutnya, bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks itu jika berada di suatu daerah tidak akan hilang dan tetap berada di daerah tersebut serta tidak akan mati jika lingkungannya tidak dijaga dengan baik.
Upaya untuk mencegah muncul bakteri tersebut Dinas Peternakan selalu melakukan vaksinisasi hewan baik di kota maupun di daerah-daerah untuk menjaga kesehatan ternak setempat