Rabu 22 Feb 2017 18:25 WIB

Seluruh Tahanan Kabur di Sampit Berhasil Ditangkap

Napi kabur
Foto: blogspot.com
Napi kabur

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Seluruh tahanan yang kabur dari Markas Polsek Ketapang Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Selasa (14/2) lalu, semuanya berhasil ditangkap kembali. Satu dari empat tahanan meninggal setelah ditembak karena melawan penangkapan

"Keempat tahanan sudah berhasil ditangkap, satu diantaranya meninggal dunia karena berusaha merebut senjata petugas saat hendak ditangkap sehingga terpaksa ditembak," kata Wakapolres Kotawaringin Timur Kompol Bronto Budiono di Sampit, Rabu (22/2).

Bronto didampingi Kabag Operasional Polres Kotawaringin Timur Kompol Muhammad Ali Akbar dan Kapolsek Ketapang Kompol Purwanto Hari Subekti menunjukkan tiga tahanan yang ditangkap yakni Ahmad Badarudin alias Mandra (18), Sudiansyah (33) dan Samsudin alias Ujang (25). Sedangkan Emansyah alias Herman Naga (33), tewas ditembak karena berusaha melawan petugas.

Keempat tahanan itu kabur saat dini hari dengan merusak kunci tahanan dan memanfaatkan kelengahan petugas. Mereka kemudian menyeberang sungai menuju hutan sekitar Sungai Benyamuk Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Ketapang.

Sudiansyah dan Mandra ditangkap pada Rabu (15/2) malam saat pulang ke rumah orangtua Sudiansyah di Jalan Juanda. Herman Naga diciduk pada Selasa (21/2) sore, namun akhirnya tewas ditembak. Sedangkan tahanan terakhir adalah Ujang yang ditangkap pada Rabu siang.

Saat kabur, keempat tahanan itu mencuri sampan warga agar bisa menyeberang kabur ke hutan. Dalam pelarian, mereka juga sempat merampas makanan warga karena kelaparan.

"Pasal yang dikenakan kepada mereka tetap, namun tindakan mereka kabur itu mungkin akan menjadi pertimbangan majelis hakim dalam menetapkan vonis. Tersangka Samsudin (Ujang) bahkan berkasnya sudah P21 (lengkap) dan segera dilimpahkan," kata Bronto.

Sementara itu, Sudiansyah, Mandra dan Ujang kompak menyebut Herman Naga sebagai otak pelaku. Herman pulalah yang punya keahlian membuka kunci tahanan sehingga mereka berhasil kabur.

Ujang mengaku ikut kabur karena memang ingin bebas dari tahanan, sedangkan Mandra mengaku ikut kabur karena kangen ingin bertemu anak dan istrinya. Sementara itu, Sudiansyah mengaku terbujuk ikut kabur karena dijanjikan akan diberi sepeda motor oleh Herman Naga setelah tiba di rumah orangtuanya.

"Saya terbujuk Herman. Saat kabur itu, dia yang mengatur ke mana kami harus lari," kata Ujang saat ditanya polisi.

Sementara itu, Bronto menegaskan pelarian itu murni dilakukan atas kesepakatan keempat tahanan. Tidak ada indikasi keterlibatan orang lain dalam kejadian tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement