Selasa 21 Feb 2017 13:21 WIB

Djarot Sebut tak Ada Solusi Selain Normalisasi Sungai Sunter

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
Seorang pengendara sepeda motor, menerobos genangan air di Jl Sunter Kemayoran Jakarta, yang digenangi air hujan air kali Item yang mulai tumpah ke jalan, Selasa (21/2).
Foto: Republika / Darmawan
Seorang pengendara sepeda motor, menerobos genangan air di Jl Sunter Kemayoran Jakarta, yang digenangi air hujan air kali Item yang mulai tumpah ke jalan, Selasa (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan normalisasi Sungai Sunter harus tetap dilakukan untuk mengatasi banjir wilayah di sekitarnya. Dia menyebutkan banyak bangunan rumah warga yang berada di bantaran Sungai Sunter terkena luapan air. Menurutnya, air Sungai Sunter yang meluap merupakan limpahan air dari Bogor.

"Apalagi hujannya ekstrem maka normalisasi harus kita lakukan seperti ini, nggak ada yang lain," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/2).

Menurut Djarot, dia sudah bertemu masyarakat hingga pemerintahan setempat untuk memperhitungkan kawasan terdampak normalisasi sungai. Rencananya, normalisasi Sungai Sunter dilakukan tahun ini. "Tadi (bertemu) Pak RW,  tokoh masyarakat, Bu Lurah, Pak Wali (kota) itu di hitungan kawasannya terdampak sehingga kita normalisasi pada tahun ini," ujar Djarot.

Djarot mengatakan ia sudah berbicara dengan warga mengenai kondisi banjir yang menerjang wilayah sekitar Sungai Sunter. Menurut Djarot, warga mengaku dampak luapan Sungai Sunter lebih ringan daripada saat banjir 2002, 2007, dan 2012.

"Tadi sudah ngomong sama warga jadi dampak itu lebih ringan daripada tahun 2002, 2007, 2012 soalnya sudah mau selesai tapi kalau Kali Sunter belum selesai seluruhnya termasuk Kali Ciliwung. Ini kan termasuk dalam tembusan dibuang ke BKT (Banjir Kanal Timur), kalau ini dicepetin begitu dilempar ke BKT dampaknya otomatis berkurang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement