REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Faktor popularitas calon bukan ukuran kemenangan dalam Pilkada 2017 sebagaimana dilihat dari "tumbangnya" sejumlah artis yang berlaga dalam pilkada. Kekalahan di Pilkada serentak dialami Ahmad Dhani, Dicky Chandra, dan Rano Karno.
"Sosok Rano Karno terkenal, Dicki Chandra dan Ahmad Dhani juga terkenal, namun hal itu bukan ukuran dalam menentukan kemenangan Pilkada Serentak 2017. Masyarakat saat ini sudah rasional, mereka memahami bahwa kompetensilah yang penting, kemudian integrasi dan prestasi," kata pengamat politik Universitas Parahyangan Asep Warlan, Senin (20/2).
Menurut dia, faktor popularitas seseorang, terutama kalangan artis yang ikut pilkada, tidak menjamin orang tersebut memiliki elektabilitas tinggi dalam pertarungan pemilihan kepala dan wakil kepala daerah. Dicki Candra yang ikut pada Pilkada Kota Tasikmalaya, Ahmad Dhani Prasetya pada Pilkada Kabupaten Bekasi, dan Rano Karno pada Pilgub Banten, berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei dinyatakan kalah dari calon lainnya.
Asep Warlan menilai dengan kondisi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat saat ini sudah rasional. Mereka tidak hanya mengedepankan nilai keterkenalan seseorang atau popularitas seseorang. Menurut dia, fakta masyarakat yang rasional tersebut merupakan suatu hal yang positif dan tiga artis tersebut "tumbang" tersebut menunjukkan masyarakat tidak hanya mengutamakan kepopuleran karena tidak cukup populer, yang menentukan itu derajat elektabilitas.
"Tapi bukan berarti orang-orang populer itu tidak berkualitas, ada juga orang populer atau artis yang bagus juga yakni cerdas, terukur, dan objektif," kata Asep.