Senin 20 Feb 2017 20:10 WIB

Putaran Kedua Pilkada DKI Diharap Tetap Kondusif

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak suara usai mencoblos pada pemilihan ulang Pilkada Banten di TPS 3 Babakan Asem, Teluk Naga, Tangerang, Banten, Minggu (19/2).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak suara usai mencoblos pada pemilihan ulang Pilkada Banten di TPS 3 Babakan Asem, Teluk Naga, Tangerang, Banten, Minggu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi III DPR RI mengapresiasi jalannya pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta 2017 yang berlangsung aman dan damai. Hal tersebut membuktikan warga DKI sudah dewasa dan cerdas dalam menentuksm pilihannya.

"Pilkada kemarin terbukti bahwa isu SARA tidak berdampak signifikan terhadap pilihan warga Jakarta. Rakyat sudah semakin cerdas dalam menentukan pilihannya terhadap calon pemimpin Jakarta di masa datang," kata anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, Senin (20/2).

Menurut Sahroni, pemilu sebagai pestanya rakyat merupakan sarana kedaulatan dalam demokrasi dan penentu arah pembangunan di masa depan. Adu strategi dan program, kata politikus Nasdem ini menjadi lebih menarik untuk dibahas dari masing-masing kandidat.

"Momen pilkada pada putaran kedua nantinya juga diharapkan tetap kondusif dan terkendali. Warga diminta cermat dalam menanggapi isu-isu yang bersifat provokatif dan tidak jelas asal muasalnya. Sekali lagi, selamat berdemokrasi demi Jakarta yang lebih baik," kata Sahroni.

Dalam kesempatan tersebut, Sahroni juga menyampaikan pantauan lapangan di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) yang sempat dikunjungi oleh Komisi III DPR RI saat pilkada berlangsung semuanya berjalan aman dan tertib. Sementara, khusus untuk wilayah Tanjung Priok (daerah pemilihan Sahroni) berdasarkan informasi dari camat dan jajaran juga berlangsung dalam suasana kondusif dan terkendali.

Dia mengatakan adanya komplain sebagian masyarakat yang tidak bisa memilih dan memberikan hak suaranya perlu direspon positif oleh penyelenggara pemilu. Demikian juga halnya dengan penghitungan suara ulang yang dilakukan di beberapa TPS yang rawan penyimpangan.

Menurut Sahroni, profesionalisme dan konsistensi dari penyelenggara pemilu menjadi taruhannya agar hal-hal demikian dapat diatasi sedini mungkin. "Pilkada ini terbukti meningkatnya partisipasi masyarakat Jakarta dalam memberikan hak suaranya. Saya mengimbau warga Jakarta pada umumnya dan Jakarta Utara khususnya untuk tidak golput," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement