Senin 20 Feb 2017 17:36 WIB

Ini Penyebab Sleman Kerap Diguyur Hujan Es

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Ilham
Hujan es (ilustrasi).
Foto: youtube
Hujan es (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman kerap kali diguyur hujan es akhir-akhir ini. Bahkan, kemarin (19/2), hujan es baru saja terjadi di Kecamatan Cangkringan. Meski demikian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengatakan, fenomena tersebut merupakan sesuatu yang normal. 

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Joko Budiyanto menyampaikan, hujan es disebabkan oleh awan cumolonimbus (Cb). Sementara itu, berdasarkan pantauan satelit, beberapa hari ini awan Cb memang kerap muncul di Sleman.

Puncak awan Cb sendiri sangat dingin, suhunya bisa di bawah 0 derajat celcius. "Jadi, wujud awan terutama di bagian puncaknya bisa berbentuk kristal-krisral es," kata Joko, Senin (20/2). Kristal es tersebut bisa jatuh bersama hujan yang disertai petir dan angin kencang.

Saat ini, pembentukan awan konvektif di DIY masih sering terjadi. Terutama di siang hingga sore hari. Maka itu, potensi kemunculan awan Cb yang menyebabkan hujan es pun masih ada. 

Ia mengimbau agar masyarakat selalu waspada. Pasalnya, hujan es dapat menyebabkan sakit dan luka jika langsung mengenai kulit seseorang. Karena butiran es jatuh sangat kencang. "Waspadai, kalau terkena butiran es kan bisa menyebabkan sakit atau luka," kata Joko.

Meski demikian, hal yang paling penting dikenali adalah kemunculan awan Cb. Sehingga masyarakat bisa berhati-hati terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan. Selain hujan es, awan Cb dapat menyebabkan huja lebat disertai angin kencang. 

Joko mengemukakan, ada tanda-tanda kemunculan awan Cb yang bisa diidentifikasi masyarakat. Pertama, jika satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

Kedua, udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%). Ketiga, mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Keempat, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb. Kelima, dahan atau ranting pepohonan mulai bergoyang cepat. Keenam, terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri. 

"Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita," kata Joko. Jika satu sampai tiga hari berturut-turut tidak turun hujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang diikuti angin kencang. Baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang bukan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement