Senin 20 Feb 2017 16:48 WIB

Longsor Landa Banyumas dan Purbalingga

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Warga berusaha melintasi material longsor yang jatuh di ruas jalan (ilustrasi)
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Warga berusaha melintasi material longsor yang jatuh di ruas jalan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bencana akibat tingginya curah hujan masih mengintai beberapa wilayah di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga. Di Desa Babakan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, tebing setinggi lebih dari 50 meter mengalami longsor sehingga menutup akses jalan di desa tersebut.

Sedangkan di Desa Sirau Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga, dua rumah warga hancur akibat tertimbun longsor.  Bencana longsor yang terjadi di Desa Babakan, terjadi pada Senin (20/2) dini hari. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut.

Meski demikian, longsoran tanah telah menyababkan ruas jalan desa tertutup longsoran tanah setebal satu hingga dua meter. Sehingga warga yang tinggal di salah satu dusun menjadi terisolir.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Ady Chandra, akibat longsoran yang menutup badan jalan,  warga terpaksa harus memutar melalui jalan setapak yang kondisinya curam dan licin, bila hendak berpergian ke luar dusun. "Ada sekitar 265 jiwa yang terisolir akibat bencana tersebut," jelasnya.

Untuk mengatasi hal ini, Ady menyebutkan, pihak Tagana Banyumas, BPBD, Koramil, Pramuka dan komunitas relawan lainnya, masih berupaya membuka akses jalan menuju Dusun Takom dengan alat seadanya. Selain bencana tersebut, Ady juga menyebutkan, hujan deras yang terjdi Ahad (19/2) malam hingga dinihari, menyebabkan empat rumah di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng mengalami kerusakan akibat tersambar petir.

"Hanya kerusakan ringan. Namun jaringan listrik ke empat rumah warga juga menjadi terputus dan ada beberapa peralatan elektronik yang mengalami kerusakan," katanya.

Sementara bencana longsor di Desa Sirau Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga, terjadi pada Ahad (19/2) petang. Akibat bencana tersebut, rumah milik Ribut dan Sugiyanto yang seluruhnya dihuni delapan jiwa tertimbun longsor. "Tanah yang menimbun dua ruamh tersebut mencapai ketinggian tujuh meter," jelas Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Satya Giri Podo, Senin (20/2)

Untungnya, kata Giri, kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun korban luka. "Ketika tanah mulai bergerak, penghuni rumah sempat mendengar suara gemuruh sehingga sempat menyelamatkan diri," katanya.

Meski demikian, barang-barang berharga milik kedua keluarga tersebut tidak sempat diselamatkan. Termasuk tiga unit sepeda motor dan peralatan rumah tangga lainnya. Dua keluarga yang rumahnya tertimbun longsor, kini terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya yang berada di lokasi yang aman.

Menyikapi curah hujan yang selama beberapa hari terakhir cukup tinggi , Giri meminta warga yang tinggal di wilayah-wilayah rawan longsor agar meningkatkan kewaspadaan. Termasuk di Desa Sirau yang memang berada di wilayah pegunungan.

"Longsor susulan masih berpotensi terjadi jika hujan kembali datang. Saya sudah meminta puluhan KK yang ada di lokasi tersebut agar meningkatkan kewaspadaan. Terutama jika pada malam hari terjadi hujan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement