Ahad 19 Feb 2017 23:22 WIB

Wisatawan Asing Ikut Pungut Sampah di Lovina

Sekelompok wisatawan memotret lumba-lumba di perarian Pantai Lovina, Singaraja, Bali, Jumat (3/5). Fenomena munculnya lumba-lumba di perairan Bali utara itu dimanfaatkan nelayan setempat untuk mengembangkan bisnis wisata memantau mamalia laut tersebut deng
Foto: Antara
Sekelompok wisatawan memotret lumba-lumba di perarian Pantai Lovina, Singaraja, Bali, Jumat (3/5). Fenomena munculnya lumba-lumba di perairan Bali utara itu dimanfaatkan nelayan setempat untuk mengembangkan bisnis wisata memantau mamalia laut tersebut deng

REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA --  Wisatawan mancanegara (Wisman) ikut melakukan aksi pungut sampah di kawasan Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali, bersama sejumlah pelaku pariwisata di wilayah itu.

"Kami ingin mewujudkan suasana bersih utamanya di pantai andalan pariwisata Bali Utara ini. Kedepan kebersihan harus menjadi fokus utama pembenahan pariwisata," kata Koordinator One Island One Voice Lovina, Putu Bayu Astawa, di Singaraja, Ahad.

Ia mengatakan, pihaknya ingin memberikan edukasi dan pembelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan pantai demi keberlangsungan pariwisata di Pulau Dewata.

Bayu Astawa menambahkan, aksi pungut sampah ini mereka lakukan serentak di 20 pantai di seluruh Bali. Di Buleleng, selain di Lovina aksi ini juga dilakukan di Pantai Pemuteran.

Pihaknya berharap masyarakat semakin sadar tentang lingkungan sehingga tidak akan berpikir untuk membuang sampah sembarangan di laut dan hutan.

Menurut dia, keberadaan sampah plastik di pantai selain merusak pemandangan alam juga merusak lingkungan. Bahkan sampah plastik yang dibuang masyarakat sembarangan tidak bisa musnah dengan sendirinya.

Pihaknya juga menilai belakangan ini banyak sampah masuk ke wilayah pantai akibat pengaruh bencana alam yang sering terjadi seperti banjir dan tanah longsor.

Namun demikian, kata dia, apabila sampah plastik dibiarkan mengotori pantai ditakutkan akan menutupi terumbu karang bawah laut hingga menyebabkannya mati.

"Hal tersebut yang kami takutkan karena selain mengancam eksistensi terumbu karang juga memberikan dampak negatif terhadap ekosistem laut lain seperti ikan dan lainnya," demikian Bayu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement