REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengingatkan tugas menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) 2017 tidak ringan. Willem Rampangilei yang hadir pada “Apel Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Penanggulangan Karhutla Tahun 2017” yang berlangsung Sabtu (18/2), di lapangan Griya Agung, Palembang, mengingatkan faktor cuaca sangat berpangaruh, dan diprediksi akan normal, serta lebih panjang dari cuaca 2016 lalu.
“Dengan pertimbangan itu maka uapaya harus lebih serius dari tahun lalu. Bahwa keberhasilan kita akan menjadi indikator tahun depan saat Indonesia menyelenggarakan Asian Games. Kita tidak boleh lengah dan jangan puas dengan hasil 2016,” kata Kepala BNPB Willem Rampangilei pada apel.
Apel juga dihadiri Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mewakili Presiden Joko Widodo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Nur Masripatin mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Willem Rampangilei mengingatkan bahwa kesiapsiagaan pasukan satuan tugas karhutla sesuai dengan penugasan dari Presiden Joko Widodo.
“Presiden meminta kepada semua untuk memadamkan karhutla. Ini perintah langsung dari Presiden,” ujarnya.
Sementara itu menurut Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin yang menjadi pemimpin upacara apel siaga, untuk 2017 ada sebanyak 483 posko pemadaman darat disiagakan, dalam rangka pencegahan dan pengendalian karhutlah 2017. “Posko pemantauan dilengkapi dengan personil dan peralatan pompa dan pemadaman api ringan. Sebagai pencegahan dini terjadinya karhutlah, melalui pemberdayaan masyarakat desa. Pemerintah pusat, pemda, perusahaan swasta bersama-sama mengantisipasi karhutlah. Perusahaan wajib buat posko,” kata Alex Noerdin.