Sabtu 18 Feb 2017 08:11 WIB

PPP: Peluang Merapat ke Anies dan Ahok Sama Besar

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Hazliansyah
Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kiri) bersama Ketua Majelis Pertimbangan PPP Suharso Manoarfa (kedua kiri), Sekjen PPP Arsul Sani (kedua kanan) dan Ketua DPP PPP Rahman Yaqub (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan seusai menemui Menteri Hukum dan HAM d
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kiri) bersama Ketua Majelis Pertimbangan PPP Suharso Manoarfa (kedua kiri), Sekjen PPP Arsul Sani (kedua kanan) dan Ketua DPP PPP Rahman Yaqub (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan seusai menemui Menteri Hukum dan HAM d

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mengungkapkan peluang PPP mendukung antara dua pasangan calon di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta masih sama besar. Menurutnya, terbuka kemungkinan merapat baik untuk pasangan Anies-Sandi maupun Ahok-Djarot.

"Masih sama besar kemungkinan nya ke mana saja," kata Arsul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta pada Jumat (17/2) sore.

Bahkan kata dia, kemungkinan PPP tidak memihak salah satu pasangan calon pun masih terbuka. Hal ini bisa saja karena pertimbangan, dalam putaran dua Pilkada dukungan formal tak mengubah catatan parpol yang mengusung ke pasangan calon di KPU DKI.

"Pilihan itu kan tidak hanya paslon dua atau paslon tiga, tidak hanya dua opsi, bisa saja ada pilihan ke tiga 'ya sudah kita lepaskan saja kita bebaskan saja para konstituen kita' kan bisa juga," kata Arsul.

Karenanya untuk memastikan keputusan bulat dan resmi, PPP harus terlebih dahulu melakukan konsolidasi guna menyerap aspirasi dari internal, tokoh senior partai, ulama. Konsolidasi tidak hanya tokoh-tokoh PPP DKI Jakarta, namun juga dari seluruh Indonesia.

Ia menyebut, hingga saat ini belum ada keputusan bulat dari proses konsolidasi tersebut. "Belumlah, pertama keputusan itu kan setelah kita mendengar dari semuanya," ujar Arsul.

Anggota Komisi III DPR RI itu mengatakan, keputusan PPP juga akan menunggu 'sowan' dari tim pasangan calon. Ia sendiri menyebut belum ada tim pasangan calon yang merapat ke PPP.

"Kedua, itu (keputusan) kan kita buat kalau misalnya ada paslon yang sudah datang ke kita, nah ini paslonnya saja belum datang ke kita, namanya kegeeran, jangan-jangan dukungan PPP malah tidak diperlukan oleh kedua paslon," kata Arsul.

Namun demikian, Arsul mengungkap, berdasarkan salah satu survei lembaga, konstituen PPP pada Pileg 2014 di Pilkada ini disebut terbagi ke tiga pasangan calon dengan gradasi berbeda.

Ia merinci, 56 persen itu ke paslon Agus-Silviy, disusul ke Anis-Sandi sekitar 30an persen dan sisanya ke Ahok-Djarot. Sehingga, ia menyebut realitas konstituen PPP itu ada di masing-masing pasangan calon.

Ia juga tidak berani menyebut, apakah dengan jumlah tersebut memungkinkan PPP merapat ke Anies-Sandi.

"Saya belum berani menyimpulkan nanti dulu. Kita lihat dulu seminggu ini seperti apakah yang terjadi di PPP. PPP ini ibarat perusahaan publik, tidak ada pemegang saham pengendali, adi Romahurmuzy dan Arsul Sani selaku Ketua umum dan Sekjen bukan pemegang saham pengendali kita ini administrator saja, pemegang kendalinya ya semua konstituen itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement