REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto menilai perlunya peneguhan koalisi baru partai politik dalam putaran dua Pilkada DKI. Hal ini untuk memastikan ke mana kekuatan dukungan parpol pendukung pasangan Agus-Silvy berlabuh.
Menurut Gun Gun, meski sejumlah relawan atau massa pendukung Agus-Silvy telay mendeklarasikan dukungan ke pasangan calon Anis-Sandi, namun dukungan politik akan lebih menguatkan.
"Jadi memang krusialnya adalah di komunikasi politik lintas kekuatan yang kemarin sebelumnya pendukung AHY, peneguhan dalam bentuk koalisi baru ya, karena bagaiamana pun mereka harus membentuk koalisi baru," kata Gun Gun saat dihubungi Jumat (17/2).
Karenanya, ia menilai perlunya komunikasi intens yang dilakukan oleh parpol kubu pasangan calon baik Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi. Pasalnya, masih terbuka kemungkinan parpol pendukung Agus-Silvy beralih ke dua kubu tersebut, bukan hanya ke Anies-Sandi.
"Jadi jangan juga membaca linier, partai-partai pendukung AHY itu belum menjamin akan langsung ke Anis. Makanya dibutuhkan komunikasi yang intens, kalau tidak cepat, paslon dua juga akan bisa komunikasi dengan sejumlah partai, yang berada di koalisi pemerintah," katanya.
Ia mengatakan, kendati parpol pendukung Agus-Silvy berasaskan Islam, namun belum tentu merapat ke dengan PKS yang notabene partai Islam mendukung pasangan Anis-Sandi. Hal ini karena, nampak dari data peta koalisi Pilkada di 101 daerah yang menunjukan partai koalisi sesama partai Islam tergolong rendah.
Baca juga, Relawan Agus-Sylvi Deklarasikan Dukungan ke Anies-Sandi.
Ia menyebutkan, dalam Pilkada 2017 ini koalisi PAN dengan PPP itu hanya sekitar 20 persen, lalu PAN dan PKB yakni 28 persen, PKS, PPP, dan PKB sekitar 29 persen.
"Kalau melihat gambaran ini apakah partai Islam akan solid di satu koalisi belum tentu. Jadi memang benar yang dilakukan Anies-Sandi itu ya komunikasi yang cepat dan produktif dengan parpol," katanya.
Selain itu, hal terpenting lainnya yakni tim paslon juga harus memastikan suara massa pendukung Agus-Silvy tidak tergerus di putaran kedua. "Penguasaan simpul simpul basis masa non pendukug partai, artinya ormas ormas dan sgaka macam infrastruktur partai yg sebelumnya menjadi pendikung AHY, jadi kalau bicara peta kekuatan harusnya pendukung satu bisa diambil nomor urut 3," katanya.
Untuk mempertahankan suara tersebut tentunya, masing-masing tim pasangan calon harus kembali meyakinkan program-program yang real di mata masyarakat.