Jumat 17 Feb 2017 16:48 WIB

Banjir di Brebes Mulai Surut

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga melintasi genangan banjir di Desa Saditan, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (17/2).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sejumlah warga melintasi genangan banjir di Desa Saditan, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Banjir yang melanda sebagian wilayah sekitar Kota Brebes, saat ini sudah mulai surut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes, Eko Andalas, menyebutkan ketinggian air di rumah-rumah penduduk yang sebelumnya mencapai lebih dari satu meter di beberapa lokasi, saat ini sudah surut menjadi sekitar 0,5 meter.

"Mudah-mudahan saja hujan sudah tidak terlalu deras, sehingga air beberapa sungai yang sebelumnya meluap dan membobol tanggul tidak kembali meluap," jelas Eko, Jumat (17/2).

Dia juga menyebutkan, saat ini pihaknya bersama potensi SAR lainnya seperti dari anggota TNI, Polri, SAR dan berbagai elemen masyarakat sedang berupaya untuk membuat tanggul darurat secara bergotong royong. Antara lain di tanggul sungai Pemali wilayah Desa Terlangu, yang sebelumnya bobol cukup panjang. 

"Pekerjaan ini memang akan memakan waktu lama, karena tanggul yang bobol cukup panjang. Tanggul yang bobol mencapai panjang sekitar 30 meter. Kita berharap, dalam waktu dekat bisa menggunakan alat berat untuk menutup tanggul tersebut," katanya.

Menurutnya, tanggul yang jebol tidak hanya di Sungai Pemali saja. Melainkan juga di beberapa sungai lain, seperti Sungai Cisanggarung dan Sungai Babakan. "Secara keseluruhan ada enam titik tanggul yang jebol karena tidak mampu menahan air meluap. Yang terparah, yang memang yang di Sungai Pemali," jelasnya.

Sementara mengenai nasib warga korban banjir, Eko menyebutkan, sebagian besar warga masih tinggal di lokasi pengungsian yang dipusatkan di GOR Sasana Kridha Adikarsa dan DPRD Kabupaten Brebes. Sedangkan sebagian lainnya, banyak yang mengungsi ke rumah saudara atau keluarganya yang tidak terdampak banjir.

Komandan SAR Kabupaten Brebes Ade Dwi Raharjo, menyebutkan jumlah pengungsi hingga Jumat (17/2) tercatat sebanyak 4.950 jiwa. Mereka tersebar di beberapa lokasi pengungsian. Antara lain di GOR, gedung DPRD, posko pengungsian Desa Pulosari, Desa Wangandalem, Desa Limbangan Kulon, Desa Krasak, Desa Terlangu, Desa Lengkong, Desa Oasis dan Wisma Desa Saditan.

"Seluruh pengungsi merupakan warga yang tinnggal di wilayah terdampak banjir,"  jelasnya. Adi menyebutkan, secara keseluruhan ada tujuh desa yang terdampak banjir. Antara lain Desa Terlangu, Dukuh Miri, dan Desa Lengkong Kecamatan Jatibarang. Serta Desa Wangandalem, Pamalon, Gandasuli dan Desa Saditan Baru Kecamatan Brebes.

Selain menyebabkan ribuan warga mengungsi akibat rumahnya tergenang, banjir tersebut juga menyebabkan ribuan hektare tanaman bawang dan padi terendam air. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Brebes Masrukhi Bachro, memperkirakan kerugian petani akibat banjir akan cukup besar. "Ada ribuan hektar lahan pertanian yang terendam," jelasnya. 

Menurutnya, lahan pertanian terendam terutama berada di wilayah Kecamatan Brebes, Wanasari hingga Jatibarang. "Kalau terendam cukup lama, kami pastikan akan banyak yang gagal panen. Kalau ini terjadi, kerugiannya bisa miliaran rupiah,'' katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement