Kamis 16 Feb 2017 18:47 WIB

Eep Ungkap Mengapa Suara Anies-Sandi Melonjak

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Teguh Firmansyah
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) memberikan keterangan kepada awak media saat acara silaturahmi media di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Kamis (16/2).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) memberikan keterangan kepada awak media saat acara silaturahmi media di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Kamis (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan politik pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Eep Saefullah Fatah mengatakan 71,2 persen pemilih di DKI Jakarta menentukan cagub-cawagub pilihannya berdasar pertimbangan pribadi. Mereka yang disebut Eep sebagai pemilih independen dan tak terpengaruh dengan dukungan partai politik ke calon tertentu.

Eep mengatakan, ada tiga faktor paling besar yang menjadi pertimbangan pemilih independen ini dalam menentukan pilihannya. Pertama, kata dia, rekam jejak atau pengalaman calon. Kedua, terkait program kerja yang ditawarkan, dan faktor ketiga berkaitan tentang kepribadian atau lebih jauh tentang cara komunikasi calon dan keteladanan.

"Ternyata pengetahuan warga Jakarta tentang program pokoknya Anies-Sandi sangat tinggi termasuk menolak reklamasi," kata Eep di kantor DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Kamis (16/2).

Eep mengatakan, sebanyak 92,7 persen pemilih Jakarta menilai Anies merupakan sosok calon yang berkepribadian baik sebagai pemimpin yang layak diteladani. Ini jauh lebih tinggi dibanding Agus apalagi Ahok. Sementara Ahok, kata dia, unggul di rekam jejak atau berpengalaman.

Dia menambahkan, sebanyak 11 persen pemilih di Jakarta memilih karena keluarga, lingkungan kerja dan pertemanan. Artinya, total 82,2 persen pemilih di Ibu Kota dalam memilih cagub-cawagub tak terikat dengan partai yang dipilihnya. Sehingga, menurutnya, di Jakarta mobilisasi partai tidak akan berjalan efektif.

Dari hasil real quick count yang dilakukan Tim Anies-Sandi bekerja sama dengan PolMark, menunjukkan, pasangan nomor urut satu mendulang suara 16,8 persen, nomor dua mendapat 42,3 persen dan Anies-Sandi 39,6 persen. Sementara yang tidak sah sebanyak 1,3 persen. Real quick count berbasis dari data C1 di TPS di seluruh DKI.

Sebelumnya, sejumlah lembaga survei sempat meremehkan Anies-Sandi. Bahkan Anies-Sandi akan terseok dan tak mampu bersaing di putaran kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement