Kamis 16 Feb 2017 15:59 WIB

Jalan Layang Brebes dan Tegal Terganjal Pembebasan Lahan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jalan layang (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Jalan layang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  TEGAL -- Pengerjaan empat jalan layang di perlintasan sebidang kereta api di Tegal dan Brebes, Jawa Tengah masih terhambat pembebasan lahan. Ditjen Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V mengungkapkan, masih ada 7 bidang lahan yang belum dibebaskan untuk proyek jalan layang Dermoleng di Brebes.

Sementara 2 bidang lahan masih tersisa untuk jalan layang Klonengan di Tegal. Sedangkan untuk jalan layang Kretek, Brebes dan Kesambi, Tegal, masing-masing masih menunggu pengumuman pembebasan lahan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan, pihaknya menjanjikan akhir Februari ini masalah lahan bisa rampung. Ia sendiri menginstruksikan untuk tidak mempercepat proses administrasi bila lahan yang masih belum bebas milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT KAI dan Perhutani. Basuki menegaskan, pemerintah sudah mengoordinasikan soal pembebasan lahan dengan BUMN agar proyek pemerintah bisa cepat dikerjakan.

"Tinggal 2 bidang hingga 7 bidang. Namun rencananya akhir bulan ini semua bidang selesai," ujar Basuki saat meninjau lokasi proyek di Klonengan, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (15/2) petang.

Targetnya, keempat proyek jalan layang tersebut bisa kelar pada Juni 2017 ini. Basuki berharap keberadaan jalan layang ini bisa mengurangi kemacetan yang setiap tahun terjadi di jalur tengah yang menghubungkan pantura Jawa dengan jalur selatan menuju Jogjakarta. Jalur tengah yang melalui Tegal hingga Purwokerto ini memang diketahui banyak terdapat perlintasan sebidang kereta api yang membuat antrean panjang kendaraan.

Catatan Kementerian PUPR, terdapat 72 kali lintasan kereta api setiap harinya yang melinasi Brebes-Tegal. Bahkan, angkanya bisa melonjak hingga 92 lintasan pada musim mudik Lebaran. Artinya, dengan asumsi waktu per lintasan 5 menit, maka dalam satu hari dibutuhkan 450 menit atau nyaris 8 jam dihabiskan untuk antre kendaraan di perlintasan sebidang.

"Sejak kemarin Desember waktu tahun lalu, November-Desember kita langsung mendesain dan kita langsung lakukan tender. Kemudian kita kerjakan langsung," jelas Basuki.

Pengerjaan empat jalan layang ini menelan biaya hingga Rp 380 miliar. Rinciannya, proyek Dermoleng bernilai Rp 64 miliar, Kretek Rp 82 miliar, Kesambi Rp 58 miliar, dan Klonengan Rp 112 miliar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement