Kamis 16 Feb 2017 14:25 WIB

Begini Penjelasan BPBD DKI Soal Banjir Bukit Duri

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ilham
Suasana halaman SMA 8 Bukit Duri,Jakarta,Kamis(16/2).Akibat banjr kiriman tersrbut aktivitas sekolah di liburkan
Foto: Republika/Prayogi
Suasana halaman SMA 8 Bukit Duri,Jakarta,Kamis(16/2).Akibat banjr kiriman tersrbut aktivitas sekolah di liburkan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir akibat luapan Sungai Ciliwung kembali melanda Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Kejadian tersebut menyebabkan aktivitas masyarakat di sana menjadi terganggu selama beberapa jam.

Berdasarkan pantauan, banjir setinggi paha orang dewasa merendam ratusan rumah dan fasilitas publik RW 12 Bukit Duri, Kamis (16/2), pagi. Pemandangan serupa juga terlihat di kompleks SMAN 8 Jakarta yang berada di kawasan itu. Akibatnya, kegiatan belajar siswa di sekolah tersebut terpaksa diliburkan untuk hari ini.

Banjir setinggi betis orang dewasa juga sempat merendam rel kereta api di Depo Stasiun Bukit Duri, tadi pagi. Sebagai dampaknya, perjalanan kereta Commuter Line dari stasiun itu menuju Stasiun Manggarai sempat tertunda beberapa jam lamanya.

Kepala Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, Husein Murad mengatakan, banjir mulai merendam Bukit Duri sejak pukul 01.00 WIB. Menurut dia, banjir itu terjadi lantaran tingginya curah hujan di kawasan hulu Sungai Ciliwung. Di samping itu, hujan yang terus mengguyur Ibu Kota sejak Rabu (15/2) sore juga ikut menyebabkan naiknya debit sungai itu. 

"Pada pukul 16.00 WIB, status permukaan air di Bendungan Katulampa Bogor sudah siaga dua. Nah, sembilan jam sesudahnya, air luapan Sungai Ciliwung mulai menggenangi Bukit Duri," ujarnya kepada wartawan, Kamis (16/2).

Husein menuturkan, banjir kali ini tidak hanya terjadi di Bukit Duri, tetapi juga di beberapa kawasan lain di Ibu Kota. Di antaranya adalah Cawang, Bidara Cina, dan Kampung Melayu. BPBD DKI, kata dia, pada Rabu kemarin sudah memberi peringatan dini kepada warga di daerah-daerah tersebut, perihal potensi banjir yang bakal melanda kawasan permukiman mereka.

"Jadi, semua daerah yang dilewati aliran Ciliwung di sini kena dampak yang sama seperti ini (banjir), terutama daerah-daerah yang belum dinormalisasi sungainya," katanya. 

Husein menambahkan, BPBD DKI hingga saat ini terus berusaha melakukan penanganan terbaik bagi warga yang terdampak banjir Ciliwung. Kendati demikian, dia tidak merinci berapa jumlah korban yang mesti dievakuasi akibat bencana tersebut. 

"Yang jelas, kami ingin memastikan mereka (para korban banjir) ini punya tempat pengungsian, kalau tidur nanti ada alasnya, ada selimutnya, makanan dan kesehatan mereka juga terjamin. Nanti, kami akan menginventarisasi segala kebutuhan mereka, baik dari BPBD DKI sendiri maupun dari instansi lainnya," kata Husein lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement