REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Calon wakil bupati Bekasi nomor urut 2, Ahmad Dhani, menyebut praktik politik uang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat masih marak. Sebagian warga hanya mau mencoblos apabila diiming-imingi uang dalam jumlah tertentu.
Ia melihat ada animo dari sebagian masyarakat yang menginginkan Kabupaten Bekasi berubah menjadi lebih baik. Namun, menurutnya warga Kabupaten Bekasi masih pragmatis. Ahmad Dhani bahkan mengaku beberapa kali dimintai uang ketika sedang turun menyapa masyarakat Kabupaten Bekasi.
"Bekasi ini juga pragmatis dalam kebiasaan menerima uang. Ada beberapa yang minta ke saya. Pernah lah, setiap ketemu, terutama ibu-ibu, minta uangnya mana-uangnya mana. Kalau nggak ada uang nggak nyoblos," kata Ahmad Dhani, Rabu (15/2).
Warga Jakarta Selatan ini enggan berkomentar terkait hasil penghitungan cepat atau quick count Pilkada Kabupaten Bekasi 2017. Ia hanya menyatakan bahwa hasil quick count sudah diumumkan oleh DPD PKS Kabupaten Bekasi pada pukul 15.30 WIB.
Dalam quick count tersebut, pasangan Sa'duddin-Ahmad Dhani unggul 35,06 persen dari 247 TPS atau 61,75 persen suara yang masuk. Di lokasi lain, paslon pejawat Neneng Hasanah Yasin dan Eka Supria Atmaja sudah mengklaim kemenangan. Lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) menyebut Neneng-Eka unggul dengan 43,29 persen, disusul paslon nomor urut dua Sa'duddin-Ahmad Dhani 24,84 persen.
"Ya kan namanya sama-sama quick count. Kita nggak tahu. Ya boleh-boleh aja (klaim). Hasilnya kan nanti tetap di KPUD," ujar Dhani diplomatis. Sa'duddin-Ahmad Dhani juga tidak bersedia melontarkan klaim kemenangan dalam Pilkada Kab Bekasi 2017 ini.