REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Ferdinand Lahnstein memuji pelaksanaan Pilkada Serentak dan proses demokrasi di Indonesia. Hal ini ia sampaikan saat memantau proses pencoblosan di beberapa TPS di Jakarta Pusat, Rabu (15/2).
"Saya senang melihat proses pilkada yang berjalan, semua terencana dengan rapih, damai dan disiplin. Saya tidak melihat sesuatu yang tidak diinginkan di beberapa TPS. Cukup berkesan bagi saya melihat proses pemilihan ini berjalan dengan baik," kata Ferdinand kepada Republika.co.id di TPS 33 Petamburan di dekat markas DPP FPI, Jakarta Pusat, Rabu (15/2).
Walaupun dalam proses jelang pilkada banyak isu dan rumor yang berkembang terkait soal SARA dan primordialisme, menurutnya, dari proses yang berjalan telah menunjukkan Indonesia telah dewasa berdemokrasi. Baginya, tidak ada yang salah terhadap kelompok Islam yang berhaluan konservatif terutama yang anti Ahok. Karena menurut Ferdinand itu bagian dari demokrasi.
Fedinand mengatakan hampir di setiap negara ada kelompok yang konservatif cara berpikiran dan menyampaikan pendapatnya. Dan sebagian memang direpresentasikan dari kelompok mayoritas.
"Tapi saya tetap melihat ini bagian dari demokrasi. Saya sudah tinggal satu setengah tahun di Indonesia, dan apa yang saya lihat bagian dari semangat berdemokrasi," ujarnya.
Terkait penolakan Ahok oleh FPI, Ferdinand menilai sistem demokrasi mempersilakan apapun opini politik. Begitu juga anjuran memilih sesuai agama, menurutnya selama informasi itu disampaikan secara valid ke masyarakat dan sesuai aturan yang ada, maka tidak ada yang salah. "Dan sejauh laporan yang masuk ke kami, perkembangan demokrasi di Indonesia kini jauh lebih baik daripada negara Muslim lainnya," kata dia.