REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang melanda RW 02 Kampung Arus Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad (12/2) kemarin, bukan pertama kalinya terjadi. Selama dua dekade terakhir, kampung itu diketahui memang kerap menjadi langganan banjir.
Ketua RT 10/02 Kampung Arus, M Haris (49 tahun) mengatakan, kawasan tempat tinggalnya pernah beberapa kali diterjang banjir parah. Pada 2002, ketinggian air yang merendam permukiman warga di kampung itu mencapai tiga meter. "Ketika itu, banjir di sini berlangsung sangat lama. Satu bulan baru surut," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (13/2).
Lima tahun berikutnya, yakni pada 2007, banjir kembali melanda Kampung Arus. Pada waktu itu, ketinggian air yang merendam ruma-rumah warga di sana bahkan mencapai enam meter. "Tapi pas 2007 itu banjirnya enggak terlalu lama, tiga hari langsung surut 100 persen," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, Senin (13/2) siang, banjir di Kampung Arus sudah sepenuhnya surut. Namun, beberapa warga masih tampak sibuk membersihkan lantai rumah mereka dari sisa-sisa lumpur yang terbawa oleh luapan Sungai Ciliwung, Ahad kemarin.
Ketua RW 02 Kampung Arus, Juanda (55) menuturkan, meski banjir sudah surut, dia tetap meminta warga untuk selalu bersiaga karena air Sungai Ciliwung bisa saja meluap kembali sewaktu-waktu. Tambahan lagi, hujan yang kerap mengguyur kawasan Ibu Kota dan sekitarnya, selama beberapa hari belakangan ini, semakin meningkatkan potensi terjadinya banjir di kampung itu.
"Sekarang banyak warga kami yang masih sibuk berbenah pascabanjir. Sebagian barang masih mereka taruh di lantai dua rumah mereka. Khawatir, kalau-kalau banjir datang lagi," ucapnya.