REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Pilkada serentak Rabu (15/2) mendatang, Pengurus Pusat Persatuan Islam (PP Persis) menganjurkan anggota Persis untuk Shalat Istikharah. PP Persis juga mengharamkan politik uang.
Sekretaris Umum PP Persis Haris Muslim menjelaskan, PP Persis sendiri tidak menggelar seremonial doa bersama. Tapi PP Persis menganjurkan agar jamaah melakukan shalat istikharah sebelum memilih. PP Persis juga mewanti-wanti politik uang. "Kami mengharamkannya dan itu komitmen Persis," kata Haris, Senin (13/2).
Mendekati pilkada serentak pekan ini, PP Persis mengimbau semua jamaah untuk menggunakan hak pilih karena hal itu akan menentukan nasib daerahnya. Juga menggunakan masa tenang ini untuk menenangkan diri dan mencermati pilihan terbaik. "Secara organisasi, Persis sendiri netral dan tidak berpihak kepada parpol atau pasangan calon tertentu," kata Haris.
Meski begitu, PP Persis mengimbau jamaah untuk memilih pemimpin terbaik dari berbagai aspek, yang paling maslahat bagi umat dan daerah masing-masing. PP Persis sendiri tidak meminta jamaah untuk memilih pasangan calon tertentu. Tapi pilihan jamaah Persis yang utama adalah punya komitmen keislaman dan sejauh mana memerhatikan umat Islam.
Haris mengatakan, pemimpin yang memerhatikan Islam juga tidak berarti anti Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Karena umat Islam juga membidani lahirnya Pancasila. Sebab, bila pemimpin punya komitmen Islam yang baik, mereka akan punya komitmen kebangsaan yang baik pula.
Dalam praktik, tidak dihindarkan bila ada perbedaan pilihan calon kepala daerah di antara anggota Persis. "Perbedaan itu jangan sampai menimbulkan pertengkaran," ujarnya.