REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mengkritik gedung baru Kepolisian Daerah (Polda) setempat. Meski megah dan modern, namun tidak mengadopsi ciri bangunan daerah berupa gonjong yang mengacu pada kearifan lokal.
"Gedungnya megah luar biasa. Modern juga tetapi sayang tidak memiliki gonjong yang mencirikan Sumbar. Padahal itu menunjukkan jati diri daerah," katanya saat meresmikan Kantor Gubernur Sumbar di Padang, Ahad (12/2).
Menurutnya seluruh bangunan pemerintah di Sumbar harus mengadopsi gaya arsitektur rumah adat yang ditandai dengan gonjong, karena telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2011 tentang Bangunan Gedung. "Sudah ada Perdanya karena itu kita usulkan pada Kapolda agar gedung yang ada sekarang ditambahkan gonjong seperti yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi beberapa waktu lalu," ujar dia.
Ia mengatakan gedung Kejaksaan Tinggi Sumbar saat dibangun juga tidak memiliki gonjong. Setelah diusulkan kemudian ditambahkan gonjong pada bagian atasnya. Menurutnya kantor gubernur yang rusak karena gempa 2009 sebenarnya bisa dibangun baru dengan gaya arsitektur modern seperti gedung Polda Sumbar. Namun karena ingin tetap menggunakan jati diri Sumbar dan menghargai sejarah bangunan yang disebut dengan "Rumah Bagonjong" tersebut, maka tidak dibangun baru, hanya diperkuat.
Menanggapi hal tersebut Kapolda Sumbar Brigjen Pol Fakhrizal mengatakan akan mempertimbangkan dengan berkoordinasi dengan Mabes Polri. "Kalau memang ada Perdanya, akan kita koordinasikam dengan Mabes Polri, karena anggaran pembangunannya berasal dari pusat," katanya.
Gedung Mapolda Sumbar adalah salah satu yang mengalami kerusakan berat saat dihantam gempa 2009. Gedung itu mulai dibangun lagi pada 2011 dengan anggaran total Rp 161 miliar, selesai dan diresmikan pada Maret 2016.