Sabtu 11 Feb 2017 07:15 WIB

LSI Denny JA: Pilkada Kemungkinan Dua Putaran

Warga yang tergabung dalam kelompok Bangga Jakarta melakukan aksi damai menggunakan topeng pasangan calon gubernur DKI Jakarta saat menyampaikan Petisi Pilkada Damai di depan Kantor KPU DKI Jakarta,Jakarta Pusat, Kamis (13/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Warga yang tergabung dalam kelompok Bangga Jakarta melakukan aksi damai menggunakan topeng pasangan calon gubernur DKI Jakarta saat menyampaikan Petisi Pilkada Damai di depan Kantor KPU DKI Jakarta,Jakarta Pusat, Kamis (13/10).

Oleh Deny JA*

Banyak wartawan dan kolega bertanya pada saya, mengapa kali ini dalam konferensi pers 10 Febuari 2017, LSI Denny JA menampilkan data elektabilitas tidak satu angka, tapi ada angka batas bawah dan batas atas.

Agus-Sylvi di angka 24.6 persen - 39.4 persen. Pasangan Ahok-Djarot di angka 27.2 persen-39-2 persen. Pasangan Anies-Sandi: 25.6 persen-38. 4 persen.

Alasannya karena pilkada Jakarta lebih liar dari umumnya pilkada lain. Tahun 2012 sudah membuktikannya. Hasil akhir pilkada DKI 2012 membalikkan hasil akhir survei yang saat itu dipublikasi.

Umumnya hasil akhir lembaga survei Pilkada DKI 2012 menunjukkan pasangan Fauzi Bowo- Nara menang. Hasil akhirnya pasangan Jokowi-Ahok yang menang.

Penyebabnya dua hal ujar Denny. Di balik satu angka yang diumumkan lembaga survei ini, terdapat soft supporter atau pendukung yang masih mungkin berubah. Juga terdapat pemilih yang belum menentukan pilihannya. Mereka disebut Swing Voters, pemilih mengambang.

Untuk kasus Pilkada Jakarta 2017,  jumlah swing voters itu  masih besar: 22 persen. Itu jumlah yang masih bisa membalikkan keadaan.

Hal lain adalah Golput. Dalam dua pilkada DKI, di tahun 2007 dan 2012, Golput di atas 30 persen. Jika lebih banyak yang Golput dari pendukung pasangan tertentu, dengan sendirinya hasil akhir bisa berubah.

Itu sebabnya, sebaiknya publik diberi info soal batas bawah dan batas atas elektabilitas masing-masing calon itu.

Namun dari data yang ada, seliar-liarnya pilkada DKI 2017, pilkada besar kemungkinan berlangsung dua putaran.

 

*Denny JA, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement