Kamis 09 Feb 2017 23:40 WIB

Harga Gabah di Subang Masih Mahal

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Maman Sudiaman
Gabah
Foto: Antara/Asep Fagthulrahman
Gabah

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Harga gabah di Kabupaten Subang melambung tinggi, saat panen perdana musim rendeng 2017. Saat ini, harganya antara Rp 400-460 ribu per kuintal dalam kondisi basah. Namun harga yang tinggi itu ternyata tak membuat petani menikmatinya. Pasalnya, saat ini panen belum merata.

Zaenal Fahrudin (36 tahun), petani asal Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, mengatakan, saat ini yang panen baru di sejumlah titik. Salah satunya, di Patokbeusi. Karenanya, harga gabah masih sangat mahal. "Harganya tinggi, untuk ukuran panen musim rendeng," ujar Zaenal, kepada Republika, Kamis (9/2).

Menurut Zaenal, petani yang sudah panen bisa menikmati harga tinggi. Meskipun saat ini curah hujan tinggi. Tetapi, karena stok gabahnya sedikit, maka harganya masih mahal.

Petani lainnya, Danang Raharja (39 tahun), mengatakan, saat ini petani tak bisa menyimpan gabah. Pasalnya, tengkulak langsung menunggui di sawah. Dengan begitu, gabah yang baru dirontokkan langsung ditimbang tengkulak."Jadi, kalau gabahnya masih sedikit, tengkulak berebut gabah," ujarnya.

Menurut Danang, saat ini petani lebih suka menjual gabahnya langsung ke tengkulak. Sebab, jika disimpan, petani harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan gabah tersebut. Pasalnya, sekarang ini musim hujan. Sehingga mengeringkan gabah harus menggunakan mesin pengering.  "Biaya untuk mengeringkan yaitu Rp 100 ribu per ton," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement