REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri berencana mambangun sekertariat bersama (Sekber) untuk menghimpun bantuan yang akan diberikan pemerintah dan masyarakat sipil untuk negara lain yang tengah tertimpa bencana. Direktur Jenderal Asia Pasifik-Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Desra Percaya mengatakan, Sekber ini memang telah dibicarakan dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang selama ini ikut serta memberikan bantuan ke negara lain seperti Palestina, Nepal, maupun masyarakat Rohingya di Myanmar.
Sekber ini diharap bisa semakin memudahkan berbagai pihak bukan hanya Pemerintah dalam menyalurkan bantuan tersebut. "Berbagai kerja sama untuk memberi bantuan seperti Rohingya sudah jalan, tapi wadahnya itu belum ada. Dari itu makanya kita coba jajaki untuk membuat sekertariat bersama," kata Desra dalam diskusi 'Peran Indonesia Dalam Bantuan Kemanusiaan Rohingya', Kamis (9/2).
Dia menjelaskan, pembentukan sekertariat ini memang baru sekedar perbicangan dengan LSM atau aliasni masyarakat yang selama ini fokus memberi bantuan untuk negara luar yang terkena bencana. Meski demikian, wadah ini nantinya bisa saja membentuk sekertariat bersama, tetapi lebih fokus untuk mengoptimalkan lembaga yang sudah ada, baik di Kemenlu, kantor staf kepresidenan (KSP), maupun LSM yang telah ada.
Ketua Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar Rahmawati Husein menjelaskan, pembentukan Sekber menjadi penting karena saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup banyak memberi bantuan baik dalam bentuk dana maupun bantuan sosial lainnya. Ke depan, bisa saja Pemerintah mendirikan Indonesia Aid yang memang dipersiapkan untuk memberi bantuan atas bencana di negara lain.
"Kalau Sekber ini dipermanenkan, maka kita bisa ikut serta secara aktif untuk menjaga perdamaian dunia dan kesejahteraan manusia," ujar dia.