Kamis 09 Feb 2017 05:40 WIB

Organda Bogor: Kami Dukung Rerouting Angkot

Sejumlah angkot beroperasi di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Rabu (7/1).
Foto: Antara
Sejumlah angkot beroperasi di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Rabu (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor, Jawa Barat, Moch Ischak menegaskan pihaknya mendukung program rerouting angkot atau penataan ulang jaringan trayek.

"Dari awal pembahasan rerouting sampai dengan sosialisasi, kami (Organda-red) mendukung program ini segera direalisasikan, dan kami sudah lama menunggu agar rerouting dapat memperbaiki usaha kami," kata Ischak, dalam rapat koordinasi terkait rerouting di Balai Kota, Rabu (8/2).

Penyataan tersebut sekaligus mengklarifikasi pemberitaan yang menyatakan pihaknya tidak mendukung program rerouting angkot atau penataan ulang jaringan trayek. Menurut Ischak, pemberitaan di media yang mengisyaratkan Organda menolak program rerouting yang akan dijalankan Pemerintah Kota Bogor memberi efek negatif bagi organisasi pengusaha angkutan darat tersebut.

Ia mengatakan sejak tahun lalu, Organda Kota Bogor mendapat penghargaan dari Organda DPD Provinsi Jawa Barat karena dinilai proaktif dalam berkoordinasi dengan instansi pemerintah. "Kami jadi prihatin, karena ada statement rerouting di media seperti itu, Organda Kota Bogor jadi batal dapat penghargaan," katanya.

Ischak menegaskan, bahwa pihaknya sudah lama menunggu program rerouting segera direalisasikan untuk memperbaiki usaha para anggotanya, terutama sejak diberlakukan sistem satu arah (SSA) di seputar Kebun Raya dan Istana Bogor yang berdampak bagi sejumlah trayek angkutan.

Menurut dia, saat ini pemilik angkot dan para supir angkutan menghadapi persaingan yang tidak sehat. Keberlangsungan usaha angkot seperti hidup segan mati tidak mau, karena bersaing dengan kendaraan pribadi. "Sekarang pemilik dan supir angkot mengeluh keberadaan ojek online, mereka khawatir, karena maraknya ojek online ini menambah sulit mata pencaharian supir," katanya.

Menurutnya, sejak ada ojek online, pendapatan para supir semakin menurun. Para supir tidak lagi dapat menikmati penghasilan yang memadai, karena harus berebut penumpang dengan para pengendara ojek online.

Namun, lanjutnya, para supir tetap bertahan. Berharap melalui rerouting ada kepastian usaha baru, dan kenyamanan dalam bekerja. Pemerintah Kota Bogor dapat mengambil sikap bijak agar pengusaha angkutan yang terdampak kebijakan, dapat tetap berusaha. "Organda mendukung program rerouting, hanya dalam pelaksanaannya jangan lepas dari musyawarah," kata Ischak.

Ischak mengatakan, pihaknya mendapat permintaan dari Organda Kabupaten Bogor untuk melakukan unjuk rasa terkait kebijakan rerouting. Tetapi, Organda Kota Bogor tetap bertahan tidak akan melakukan demo.

"Karena demo itu justru merugikan kami. Seperti kejadian tahun lalu, kami lebih menyarankan anggota untuk mengadu ke DPRD daripada ikut demo, karena demo tidak mencari solusi," kata Ischak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement