Rabu 08 Feb 2017 23:34 WIB

Elektabilitas Ahok Anjlok Akibat Akumulasi Gesekan Isu SARA

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Andi Nur Aminah
 Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok didampingi calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok didampingi calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Pilkada DKI terbaru yang dilakukan lembaga riset politik Manilka menempatkan elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) di posisi paling buncit. Pasangan kandidat nomor urut dua itu sekarang dikatakan hanya memperoleh dukungan 21,70 persen suara pemilih DKI.

Peneliti dari Manilka Research and Consulting, Dani Akhyar berpendapat, anjloknya elektabilitas pasangan pejawat tidak bisa dilepaskan dari akumulasi gesekan isu SARA yang terjadi di DKI selama beberapa bulan belakangan ini. Gesekan itu umumnya dipicu oleh perilaku atau perkataan Ahok yang dinilai banyak menyinggung perasaan umat Islam yang notabene kelompok pemilih mayoritas di DKI.

Dimulai dari ucapan Ahok tentang Surah Al-Maidah ayat 51 yang kemudian berlanjut menjadi kasus dugaan penodaan agama. Berikutnya, ada lagi tudingan Ahok yang menyebut massa Aksi Damai 411 sebagai demonstran bayaran. Tak sampai di situ, umat Islam kembali dibuat tersinggung oleh kata-kata tak pantas yang diucapkan Ahok kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin, dalam persidangan kasus penistaan agama, akhir Januari lalu.

"Adanya akumulasi dari rangkaian peristiwa di atas menguatkan sentimen negatif publik kepada petahana (Ahok). Termasuk kasus Ahok vs KH Ma'ruf Amin, beberapa waktu lalu, yang ternyata punya pengaruh cukup signifikan terhadap anjloknya elektabilitas pasangan nomor urut dua," tutur Dani kepada Republika.co.id, Rabu (8/2).

Hasil survei Manilka menunjukkan, elektabilitas Agus-Sylvi saat ini berada di posisi teratas dengan dukungan 38,61 persen suara responden. Posisi kedua ditempati oleh pasangan Anies-Baswedan dan Sandiaga Uno (Anies-Sandi). Kandidat yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS itu memperoleh 25,25 persen suara.

Sementara, pasangan Ahok-Djarot kini terjun bebas ke urutan paling buncit. Calon pejawat itu dikatakan hanya mendapat dukungan 21,70 persen suara pemilih DKI. Adapun, responden yang belum menentukan pilihannya sebanyak 12,13 persen.

Survei Manilka kali ini dilakukan dari 31 Januari hingga 4 Februari 2017 dengan melibatkan 1.212 responden yang dipilih lewat metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei tersebut sebesar plus minus 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara tatap muka kepada tiap-tiap responden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement