Rabu 08 Feb 2017 14:01 WIB

13 Ribu Relawan Muslimah Ikut Pantau TPS se-Jakarta

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indira Rezkisari
Relawan Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin (GMMP) siap memantau proses pemungutan dan penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta.
Foto: dok.Istimewa
Relawan Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin (GMMP) siap memantau proses pemungutan dan penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Untuk menjaga agar proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS berlangsung tertib, jujur, dan adil perlu keterlibatan publik awasi proses pemungutan dan penghitungan di TPS. Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin menerjunkan 13 ribu relawan perempuan memantau proses di TPS di seluruh Jakarta.

“Salah satu titik rawan kecurangan itu saat pemungutan dan penghitungan suara. Makanya kita dari Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin atau GMMP akan terjunkan 13 ribuan relawan atau mujahidah pilkada untuk memantau proses pemungutan dan penghitungan suara di seluruh TPS yang ada di Jakarta,” ujar Fahira Idris yang bersama Neno Warisman, Peggy Melati Sukma, dan Syifa Fauzia menjadi inisiator GMMP, di Jakarta, Rabu (8/2).

Fahira mengungkapkan, lahirnya inisiatif untuk mengawal dan memastikan Pilkada DKI Jakarta berlangsung jujur dan adil, berangkat dari keperihatinan terhadap kondisi sosial dan politik yang terjadi menjelang Pilkada DKI Jakarta, 15 Februari mendatang. Menurut Fahira, ada semacam gerakan yang ingin menghalalkan segala macam cara untuk mencederai kejujuran dan keadilan yang menjadi syarat mutlaknya proses berlangsungnya sebuah pilkada.

“Sepanjang gelaran pemilu atau pilkada yang pernah saya ikuti, Pilkada Jakarta kali ini benar-benar berbeda hawanya, suasananya, dan konstelasinya. Saya yakin semua dari kita merasakan hal yang sama. Jujur saya pribadi sangat khawatir dengan kondisi yang terjadi saat ini,” kata senator Jakarta ini.

Jika melihat dan meresapi peristiwa politik yang terjadi belakangan ini, lanjut Fahira, di mana sesuatu yang salah menjadi benar, sementara yang benar dicari-cari kesalahannya, menjadi hal yang wajar jika warga Jakarta mengkhawatirkan penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta kali ini, terutama pada puncaknya nanti, yaitu hari pemungutan dan penghitungan suara.

Sebagai warga negara, menurut wakil ketua Komite III DPD RI, siapa saja berkewajiban membantu dan mengawal penyelenggara pilkada (KPU dan Bawaslu). Agar penyelenggara pilkada  bisa bekerja secara tenang dan sesuai dengan koridor peraturan perundang-undangan, untuk memastikan sebuah hajatan demokrasi yang bernama Pilkada ini berjalan jujur dan adil.

“Agar pegawasannya lebih berkualitas, para mujahidah pilkada ini akan diberi berbagai penguatan kapasitas, terutama memahami aturan main pemungutan dan penghitungan dan pengetahuan terkait berbagai hal yang termasuk dalam kategori pelanggaran di TPS,” kata Fahira.

Salah satu hasil pengawasan 13 ribuan mujahidah adalah data hasil penghitungan suara dari seluruh TPS yang akan dijadikan sebagai real count penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta. Relawan GMMP sudah menjalin kerja sama dengan salah satu lembaga survei yang sudah terdaftar di KPU DKI Jakarta yaitu Grup Riset Potensial (GRP) untuk mengeluarkan real count.

“Jadi relawan kami akan didedikasikan sebagai penyuplai data bagi GRP. Makanya pada hari H, para mujahidah kita akan dilengkapi dengan surat tugas dan atribut pengenal dari GRP,” ujar Fahira.

Lihat Videonya di Republika TV:

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement